Luar Biasa, Bukalapak Akhirnya Bisa Raup Laba Rp8,59 Triliun dari Sebelumnya Rugi Rp767 Miliar, Meroket 1,209 Persen!
Foto: Dok. Bukalapak

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) berhasil meraup laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp8,59 triliun pada semester I 2022. Raihan ini melesat tajam 1.209 persen dibanding periode sama tahun lalu yang mencatatkan rugi bersih Rp767 miliar.

Dalam laporan keuangan BUKA, dikutip Selasa 2 Agustus, raihan laba bersih perseroan pada enam bulan pertama tahun ini tidak lepas dari laba nilai investasi market-to-market PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). Termasuk, bertumbuhnya pendapatan perseroan pada kuartal II 2022 sebanyak 105 persen menjadi Rp903 miliar, sehingga pendapatan BUKA di sepanjang semester I 2022 naik 96 persen menjadi Rp 1,6 triliun dibanding semester sama 2021 yang sebesar Rp863 miliar.

Peningkatan pendapatan perseroan pada kuartal II 2022 disumbang dari pendapatan Mitra yang mengalami kenaikan 242 persen menjadi Rp498 miliar. Karena itu, pendapatan Mitra pada semester I 2022 tumbuh 235 persen menjadi Rp970 miliar.

VP of Corporate Secretary Perdana Arning Saputro menyampaikan bahwa kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan menunjukkan peningkatan dari 33 persen pada kuartal II 2021 menjadi 55 persen pada kuartal II 2022.

'Perseroan berkomitmen untuk fokus pada strategi agar dapat mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan diiringi dengan pengelolaan beban yang baik,” kata Perdana dalam keterangan tertulis.

Komitmen perseroan tersebut cukup beralasan, pasalnya Mitra Bukalapak merupakan penggerak utama bertumbuhnya kinerja perseroan pada semester I-2022. Di mana, Total Processing Value (TPV) Mitra pada kuartal II 2022 bertambah 25% menjadi Rp 17,7 triliun dan pada semester I 2022 tumbuh 46 persen menjadi Rp 35 triliun dibanding periode sama tahun lalu.

Pertumbuhan Mitra tersebut berkat berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan Bukalapak kepada para Mitra. Alhasil, pada akhir Juni 2022, jumlah Mitra yang terdaftar mencapai 14,2 juta, atau meningkat 27% dari sebelumnya 11,8 juta pada akhir Desember 2021.

Tidak sampai di situ, pada semester I 2022 ini, rasio beban umum dan administrasi (tidak termasuk kompensasi berbasis saham) perseroan terhadap TPV juga membaik menjadi 1,0 persen dibanding sebelumnya 1,2 persen.

Margin kontribusi Bukalapak yang dihitung sebagai laba kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV menunjukkan peningkatan dari -0,2 persen pada semester I 2021 menjadi -0,1 persen terhadap TPV pada semester I 2022.

Margin kontribusi Marketplace Bukalapak terhadap TPV Marketplace juga meningkat dari -0,1 persen pada semester I 2021 menjadi 0,3 persen pada semester I-2022. Sementara margin kontribusi Mitra terhadap TPV Mitra membaik dari -0,5 persen pada semester I 2021 menjadi -0,4 persen pada semester I-2022.

Dengan demikian, pada semester I-2022 perseroan membukukan adjusted Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (adjusted EBITDA) sebesar -Rp732 miliar dengan rasio adjusted EBITDA terhadap TPV menunjukkan peningkatan dari -1,2 persen pada semester I 2022 menjadi -1,0 persen pada semester I 2022.

Perdana menambahkan, meski Bukalapak membukukan laba bersih pada semester I-2022, perseroan akan tetap fokus pada kinerja operasional. Karenanya, manajemen bakal tetap menggunakan adjusted EBITDA sebagai indikator kinerja perseroan.

"Dengan peningkatan efisiensi yang diiringi pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki permodalan yang kuat dengan posisi kas sebesar Rp 20 triliun pada akhir Juni 2022," ungkap Perdana.