Pemerintah Tambah Kuota BBM Subsidi, Pertalite Jadi 29 Juta KL, Solar 17,4 Juta KL
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan terdapat penambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi seperti Solar dan Pertalite.

Dengan demikian, kuota pertalite untuk tahun 2022 sebesar 29 juta kiloliter (KL) dari sebelumnya sebesar 23.05 (KL) dan SOlar yang sebelumny sebesar 15 juta KL menjadi 17 juta KL.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam pesan singkatnya mengatakan, penambahan kuota inibertujuan untuk menjamin pasokan BBM bersubsidi akibat lonjakan konsumsi.

"Ada penambah kuota untuk menjamin ketersediaan bagi masyarakat," ujarnya kepada VOI, Senin, 3 Oktober.

Berdasarkan data Pertamina, penyaluran Pertalite hingga Agustus sudah mencapai 19,5 juta KL atau mencapai 83 persen dari total kuota tahun 2022 sebanyak 23,05 juta KL.

Sementara itu, penyaluran solar mencapai 10,9 juta KL atau 74 persen dari total kuota sebesar 14,9 juta KL.

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati mengatakan, penambahan kuota ini dilakukan dengan pertimbangan peningkatan konsumsi BBM subsidi yang menyebabkan semakin menipisnya kuota penyaluran, serta rencana pembatasan pembeli Pertalite yang akan diterapkan dalam waktu dekat.

"Penambahan ini sudah berlaku sejak 1 Oktober," kata Erika.

Ia meminta masyarakat bijak dalam mengonsumsi BBM subsidi agar kuota penyaluran tidak kembali membeludak.

"Diharapkan masyarakat bisa berhemat dan bijak dalam menggunakan BBM. Mereka yang memang mampu membeli BBM nonsubsidi agar tidak ikut mengkonsumsi BBM subsidi," pungkasnya.

Sebelumnya, Komisi VII DPR RI menyetujui penambahan kuota BBM bersubsidi untuk tahun 2022.

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengemukakan alasan mengapa komisi yang dipimpinnya menyetujui penambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk tahun 2022.

Ia mengungkapkan, hingga paruh pertama tahun 2022, konsumsi BBM jenis pertalite mengalami lonjakan signifikan hingga dua per tiga dari kuota yang sudah ditetapkan di APBN 2022.

"Dalam APBN 2022 Pertalite ditetapkan 23,5 juta KL tapi faktanya hari ini padahal baru 6 bulan pertama kita sudah hampir masuk dua per tiganya dikonsumsi," ujar Sugeng, Senin 4 Juli.

Untuk itu, lanjut Sugeng, Komisi VII menyetujui penambahan kuota pertalite dan solar masing-masing 5 juta KL dan 6 juta KL untuk mencegah jebolnya kuota hingga akhir tahun.