Jakarta Telat 30 Tahun Bangun Transportasi Massal, Jokowi: Sekarang Pagi sampai Malam Macet
Presiden Joko widodo (Foto: tangkapan layar Youtube)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa pembangunan transportasi massal di DKI Jakarta mengalami keterlambatan sekitar 30 tahun. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan yang terjadi di Ibu Kota saat ini.

Kata Jokowi, kemacetan terjadi karena masyarakat sudah terlajur memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk kegiatan sehari-hari.

“Di Jakarta terlambat 30 tahun kira-kira, meskipun sekarang sudah ada MRT tapi baru satu jalur. Ada LRT tapi juga belum jalan. Sebingga bapak ibu kalau di Jakarta pagi macet, siang macet, sore macet, malam macet sekarang ini. Karena keterlambatan dalam bangun (transportasi publik),” katanya dalam konferensi pers dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 29 Maret.

Kata Jokowi, keterlambatan pembangunan transportasi publik ini tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di kota-kota besar lainnya. Sehingga, daerah-daerah tersebut juga mengalami kemacetan.

“Semua berbondong-bondong menggunakan kendaraan pribadi, akhirnya macet di semua kota sekarang ini tidak hanya di Jakarta. Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Semarang di Makassar sudah macet semuanya karena kita terlambat membangun transportasi publik,” jelasnya.

Karena itu, Jokowi mengapresiasi pembangunan jalur kereta api di Sulawesi Selatan. Kata dia, pemerintah berencana untuk membangun jalur kerta api Trans Sulawesi.

“Saya sangat senang dan menghargai apa yang sudah kita mulai ini jalur kereta api trans Sulawesi. Nanti insya Allah akan sambung menyambung dari Makassar sampai ke Utara di Manado. Meskipun sekarang ini baru dari Makassar sampai Pare-pare,” katanya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan jika nanti kereta api di Sulawesi sudah mulai banyak, maka tidak akan digunakan untuk angkutan penumpang saja, namun juga untuk wisata hingga barang.

“Ini akan mereka memberikan daya saing, competitiveness negara kita akan semakin baik, karena barang diangkut dengan alat transportasi yang murah,” ujarnya.