KKP Buka Peluang Kerja Sama Kembangkan Budi Daya Lobster dengan Investor
Ilustrasi lobster (Foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka peluang kerja sama pengembangan budi daya benih bening lobster (BBL)/benur dengan investor.

Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono menyebut, setelah pelarangan ekspor BBL, dirinya meminta kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Perikanan Tangkap dan Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan (Komnas Kajiskan) untuk mengevaluasi berapa besar volume produksi BBL setiap tahun di setiap wilayah Indonesia.

Dari hasil kajian, ternyata jumlah produksi BBL Indonesia setiap tahunnya dapat mencapai miliaran.

Trenggono mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa Tuhan telah memberikan ruang rezeki yang luar biasa kepada Indonesia. Namun, dia mengakui bahwa hal itu belum dapat dimanfaatkan secara baik oleh Indonesia.

Oleh karena itu, Trenggono mengaku akan menjajaki pengembangan budi daya BBL untuk mengoptimalkan potensi produksi BBL nasional.

"Saya sampaikan, eh kamu datang saja deh ke Indonesia, saya siapkan karpet merah untuk melakukan budi daya bibit (BBL) dan saya guarantee, kami jamin, kami sertifikasi itu," ucap Trenggono dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, pada Kamis, 31 Agustus.

Meski begitu, Trenggono tidak menyebut secara pasti siapa calon investor yang dimaksud. Dia berharap, apabila realisasi investasi dapat didukung semua pihak, maka akan diarahkan sesuai dengan konsep ekonomi biru.

Dia meyakini, jika hal itu bisa terjadi, dalam kurun waktu lima tahun ke depan Indonesia diprediksi mampu menjadi penghasil lobster siap konsumsi terbesar di dunia.

"Memang pekerjaan ini tidak mudah, tetapi saya kira butuh waktu dan butuh ketekunan. Saya punya keyakinan kami punya hal yang begitu melimpah, yang saya kira bisa kami lakukan," ungkapnya.

Sekadar informasi, pelarangan ekspor BBL tercantum dalam Peraturan Menteri Kelautan Peraturan Menteri (Permen) Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp), dan Rajungan (Portunus spp) di Wilayah Negara Republik Indonesia.

Adapun pada 2021 volume ekspor lobster mencapai 1.959,9 ton atau senilai 28,61 juta dolar AS. Sementara, pada 2022 volume ekspor lobster mencapai 1.469,6 ton atau setara 25,7 juta dolar AS.

Kemudian, pada Januari-Mei 2023 volume ekspor lobster sebanyak 361,7 ton atau senilai 6,4 juta dolar AS.