Pasar Perkirakan The Fed Akan Mempertahankan Suku Bunga, Rupiah Diproyeksikan Menguat Tipis
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada hari Selasa 21 November 2023 diperkirakan akan menguat tipis lantaran dalam jangka pendek, fokus pasar akan kembali pada risalah pertemuan The Fed kemarin, di mana mempertahankan suku bunganya tetap stabil.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin 20 November, Kurs rupiah spot menguat 0,31 persen ke Rp15.445 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jisdor menguat 0,55 persen secara harian ke level harga Rp15.419 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan para investor sekarang memperkirakan kemungkinan bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret 2024, meskipun alat Fedwatch CME hanya menunjukkan kemungkinan 30 persen dari skenario tersebut.

"Dalam jangka pendek, pasar terfokus pada risalah pertemuan The Fed pada akhir bulan Oktober, di mana bank tersebut mempertahankan suku bunganya tetap stabil dan memberi isyarat bahwa bank tersebut kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," Jelasnya dalam keterangan resminya Selasa 21 November.

Namun, The Fed kini secara bulat diperkirakan tidak lagi menaikkan suku bunga, karena data inflasi dan tenaga kerja yang lemah menunjukkan bahwa perekonomian AS melambat seperti yang diperkirakan. Namun volume perdagangan pasar mata uang juga ditetapkan agak terbatas pada minggu ini, karena libur Thanksgiving.

Selain itu, Bank sentral Tiongkok mempertahankan suku bunga acuan pinjaman pada rekor terendah, sebagai upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi lokal.

Bank tersebut juga menyuntikkan sekitar 80 miliar yuan likuiditas ke dalam perekonomian, sebagian besar mempertahankan laju suntikan dana tunai untuk mendukung pertumbuhan.

Ibrahim mengatakan pasar juga optimis terhadap proyeksi tingkat konsumsi masyarakat di Indonesia pada tahun 2024 tetap menunjukkan tren yang tinggi, didorong oleh perhelatan pemilu yang memicu kegiatan ekonomi.

Pelaksanaan pemilu akan menggerakkan perekonomian dengan memicu belanja domestic. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 tetap berkisar antara 5-6 persen karena daya beli masyarakat yang masih kuat.

Sebelumnya, konsumsi masyarakat pada kuartal III 2023 tetap stabil, tercermin dari kondisi pasokan dari sektor manufaktur yang terus berada di zona ekspansif dengan indeks manufaktur (PMI) di atas 50 persen.

Adapun, Ibrahim memperkirakan pertumbuhan akan positif di seluruh sektor bisnis pada tahun 2024, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang kuat. Ini berarti, perekonomian Indonesia akan tetap mempertahankan tren pertumbuhan yang positif, meskipun di tengah ketidakpastian global akibat konflik geopolitik dan perlambatan ekonomi.

Selain itu, kondisi ekonomi global yang diperkirakan akan melambat pada tahun 2024, dipengaruhi oleh kebijakan moneter ketat dari bank sentral negara maju, seperti Amerika Serikat yang mempertahankan suku bunga acuan bank tinggi sejak 2023.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Selasa 21 November dalam rentang harga Rp15.400- Rp15.510 per dolar AS.