Menuju Generasi Emas 2045, BPH Migas Minta Mahasiswa Siapkan Diri
Kegiatan Seminar Nasional Hari Pendidikan Nasional dengan tema "Kontribusi Industri Migas Dalam Mewujudkan Generasi Emas 2045" di Yogyakarta, DIY, Kamis (2/5/2024). (ANTARA/HO-Humas BPH Migas)

Bagikan:

JAKARTA - Demi menuju Generasi Emas Tahun 2045 yakni menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara adidaya di dunia, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengajak mahasiswa mempersiapkan diri.

Sekretaris BPH Migas Patuan Alfon Simanjuntak dalam keterangannya di Jakarta, dikutip dari ANTARA, Sabtu, 4 Mei, mengatakan industri minyak dan gas bumi memerlukan sumber daya manusia (SDM), yang kompeten dan profesional untuk memajukan industri migas nasional.

"Menuju Generasi Emas 2045 tidak mudah. Kita harus menyiapkan SDM yang andal agar dapat bersaing dengan negara-negara lain di ASEAN, Asia, dan dunia secara umum," ujarnya dalam Seminar Nasional Hari Pendidikan Nasional dengan tema "Kontribusi Industri Migas Dalam Mewujudkan Generasi Emas 2045" di Yogyakarta, DIY.

Menurut dia generasi muda harus mempersiapkan diri karena mereka akan menjadi pemimpin masa depan, termasuk menjadi pemimpin di industri migas yang terdiri dari sektor hulu dan hilir migas.

Alfon menuturkan tantangan utama yang harus dihadapi generasi muda ke depan adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), yang terus berkembang.

Selain itu, perlu ada pemahaman terhadap kondisi energi yang berperan penting bagi perekonomian negara.

"Generasi muda yang akan menjadi pelaku-pelaku industri dan birokrasi harus menyiapkan diri atau memiliki kompetensi yang terdiri dari keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Kita harapkan Indonesia Emas 2045 dapat terwujud, di mana kita beralih dari negara berpenghasilan rendah atau menengah menuju penghasilan tinggi," imbuh Alfon.

Kesempatan untuk meningkatkan kompetensi di industri migas masih terbuka luas, lanjutnya, sehingga seharusnya peluang-peluang bisnis dapat dilakukan oleh anak bangsa.

"Kita harus berusaha agar kesempatan yang ada itu tidak lari keluar, tapi kita sendiri yang bisa melakukannya di dalam negeri dengan kompetensi dan juga keterampilan yang dimiliki oleh SDM kita," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Shinta Damayanti mengatakan Indonesia memiliki 128 cekungan yang mana produksi migas saat ini baru berasal dari 20 cekungan.

Dari 128 cekungan tersebut, sebanyak 65 cekungan belum dieksplorasi dan hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi generasi muda Indonesia.

Menurut Shinta, SDM merupakan aset yang luar biasa dan harus dibangun, serta dipersiapkan sebagai pekerja masa depan dengan mengubah pola pikir dan menerima perubahan yang terjadi.

"Perubahan itu sesuatu yang abadi. Kita tidak bisa tidak berubah, itu pasti terjadi dan sekarang bagaimana kita bisa beradaptasi dengan perubahan itu," katanya.

Rektor Universitas Proklamasi 45 Benedictus Renny See menyampaikan untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045, perlu disiapkan generasi penerus berkualitas, serta dilakukan pemerataan pembangunan antarwilayah mengingat Indonesia memiliki karakteristik kepulauan.

Ia pun berharap seminar dapat bermanfaat bagi civitas academica serta para mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi untuk mewujudkan Generasi Emas 2045.

Analis eksekutif iSeeCars, Karl Brauer, mengatakan bahwa mobil hybrid kini menjadi semakin menarik bagi pembeli karena perbedaan harga antara mobil hybrid dengan mobil bensin semakin mengecil.

Studi ini tentunya menarik untuk disimak, terutama bagi Anda yang sedang mempertimbangkan untuk membeli mobil listrik. Meskipun emisi gas buang mobil listrik memang lebih rendah dibandingkan mobil bensin, namun untuk jenis mobil tertentu, biaya operasionalnya justru bisa lebih mahal.