JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) siap mendukung implementasi aturan baru soal Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).
Seperti diketahui, Erick Thohir bersama menteri Kabinet Merah Putih lainnya ikut serta mendampingi Presiden Prabowo Subianto meneken Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025 tentang DHE SDA.
Erick bilang melalui PP ini membuat devisa hasil ekspor SDA sektor pertambangan kecuali minyak dan gas bumi serta hasil dari perkebunan, kehutanan dan perikanan di Indonesia harus disimpan di bank-bank dalam negeri selama 12 bulan.
“Kebijakan ini bisa menambah devisa hasil ekspor Indonesia sebanyak 80 miliar dolar AS pada 2025. BUMN melalui bank-bank Himbara siap mewujudkan Peraturan Pemerintah yang sudah ditetapkan oleh Bapak Presiden,” katanya dikutip dari Instagram resmi @erickthohir, Selasa, 18 Februari.
Erick juga mengaku optimistis dengan terbitnya aturan tersebut akan membawa kemakmuran untuk bangsa dan juga masyarakat.
“InsyaAllah, peraturan ini bisa memberikan kemakmuran untuk bangsa dan rakyat Indonesia,” tulis Erick.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah akan terus memantau kebutuhan devisa yang berasal dari Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) yang disimpan di perbankan Indonesia.
Sejak tahun 2023, lanjutnya, tingkat penempatan DHE SDA sudah mencapai 37 persen hingga 42 persen atau melebihi batas aturan sebelumnya yakni 30 persen.
Hal ini menunjukkan nilai devisa yang disimpan di bank stabil pada level 30 persen. Dengan kondisi ini, Sri Mulyani optimistis penempatan DHE SDA 100 persen dalam kurun waktu satu tahun dapat berjalan dengan baik.
“Selama pelaksanaan sejak tahun 2023, kita melihat posisi dari devisa hasil ekspor yang diletakkan di dalam perbankan kita itu relatif stabil pada level kalau minimum tadinya 30 persen. Di dalam data yang ada bahkan mencapai 37 hingga 42 persen jadi ini menggambarkan mereka sudah melebihi dari yang 30 persen,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers terkait devisa hasil ekspor, Senin, 17 Januari.
BACA JUGA:
Sri Mulyani menambahkan, komoditas SDA seperti batu bara, minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan nikel memiliki peran besar dalam menghasilkan ekspor dan devisa Indonesia.
“Untuk itu pelaksanaannya nanti kita akan melakukan bersama-sama koordinasi dengan Pak Menko Perekonomian, terutama untuk make sure bahwa ekspor dan produksinya tidak terdisrupsi,” tutur Sri Mulyani.