JAKARTA - Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menyampaikan pergerakan rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin 28 April.
Ariston mengungkapkan, nilai tukar rupiah masih mengalami tekanan dari dolar AS.
"Berita bahwa negosiasi antara AS dan China masih belum berjalan padahal Presiden Trump mengatakan sebaliknya, bisa memicu kekhawatiran lagi di pasar keuangan," ujarnya kepada VOI, Senin, 28 April.
Menurutnya, saat ini, pasar masih menantikan perkembangan dalam negosiasi tarif AS, yang sejauh ini belum menunjukkan hasil yang jelas, meskipun pihak AS mulai menunjukkan sikap yang lebih lunak.
"Pasar masih menunggu perkembangan negosiasi Tarif AS yang sampai sekarang belum terlihat hasilnya meskipun AS mulai menunjukkan sikap yang lebih lunak," tuturnya.
Ia menyampaikan pergerakan rupiah pada Senin, 28 April berpotensi melemah menuju ke level Rp16.880 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp16.800 per dolar AS.
BACA JUGA:
Mengutip Bloomberg, pada hari Jumat, 25 April, Kurs rupiah spot di tutup naik 0,26 persen ke level Rp16.830 per dolar AS.
Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,32 persen ke level harga Rp16.829 per dolar AS.