Freeport Bangun Smelter di Gresik, Optimisme Erick Thohir Ini Bikin Masyarakat Tersenyum: Bisa Hasilkan 35 Ton Emas per Tahun
Ilustrasi. (Foto: Dok. Freeport Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa smelter PT Freeport Indonesia yang dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur akan menghasilkan rata-rata 35 ton emas per tahun. Nilai transaksi pun bakal melejit hingga puluhan triliun.

Lebih lanjut, Erick Thohir mengatakan bahwa investasi smelter PT Freeport senilai Rp42 triliun. Adapun di dalam smelter tersebut akan dilakukan pemurnian tembaga yang menghasilkan katoda tembaga. Termasuk juga emas perak dan logam berharga lainnya.

"Sehingga nanti kita bisa hasilkan rata rata 35 ton emas per tahun yang nilai transaksinya Rp30 triliun," katanya dalam groundbreaking smelter di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa, 12 Oktober.

Tak hanya memberikan keuntungan pada pendapatan, kata Erick, smelter yang dibangun di KEK Gresik, tersebut juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 40.000 pekerja dengan memprioritaskan para pekerja asli Jawa Timur.

"Tadi Ibu Gubernur (Jawa Timur) titip kalau bisa mayoritas pekerjanya dari Jawa Timur sehingga kepastian pembukaan tenaga kerja juga terjadi," ucapnya.

Erick mengungkap bahwa pendapatan PT Freeport Indonesia meningkat lebih dari 100 persen usai kepemilikan sahamnya dikuasai Indonesia sebanyak 51 persen. Erick menyebut, kinerja Freeport terus mengalami peningkatan dalam setahun terakhir.

Lebih lanjut, Erick mengatakan pada tahun 2020 Freeport mendapatkan pendapatan sebesar Rp50 triliun. Sedangkan di tahun ini diproyeksikan pendapatan mencapai Rp105 triliun.

"Lalu juga keuntungan bersih yang tahun kemarin Rp10 triliun direncanakan sampai Desember ini Rp40 triliun. Nah ini tentu terjadi karena peningkatan kapasitas daripada produksi Freeport sendiri dan juga kenaikan daripada harga cooper dan terus dilakukan efisiensi," katanya.

Dengan pembangunan smelter, kata Erick, keuntungan semakin meningkat dan memberikan nilai tambah. Sehingga tambang yang telah digali tidak dikirimkan ke luar negeri dalam bentuk mentah.