Ekspor 1 Juta Ton CPO ke China, Mendag Zulhas Lakukan Ini
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. (Foto: ANTARA)

MEDAN - Baru-baru ini Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku akan segera menindaklanjuti permintaan China untuk menambah ekspor sebanyak 1 juta ton minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dari Indonesia.

Perlu diketahui, komitmen China untuk membah impor CPO dari Indonesia merupakan hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri RRT (Premier) Li Keqiang di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

"Kementerian Perdagangan siap dan akan segera menindaklanjuti hasil pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri RRT (Premier) Li Keqiang untuk menambah ekspor CPO 1 juta ton ke RRT," kata Zulhas, dalam keterangan resmi yang diterima VOI, Kamis, 28 Juli.

Saat ini, Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengatakan, Kementerian Perdagangan tengah berupaya mempercepat ekspor CPO dan sejumlah produk turunannya. Tujuannya untuk mengosongkan tangki-tangki penampung CPO yang penuh sehingga industri CPO dapat menyerap tandan buah segar (TBS) petani sawit. Melalui percepatan ekspor itu, harga TBS diharapkan bisa di atas Rp2.000 per kg.

Harga Minyak Mahal, Tapi Ekspor Banyak?

"Komitmen (China) ini diharapkan dapat memperlancar ekspor CPO Indonesia dan memperbaiki harga TBS kelapa sawit di tingkat petani hingga di atas Rp2.000 per kg," ujarnya.

Sekadar informasi, selama ini China dan Indonesia telah berhasil membangun kemitraan perdangan dengan kerja sama yang saling menguntungkan.

Nilai perdagangan kedua negara saat ini mencapai 100 miliar dolar AS. Presiden Joko Widodo menginginkan nilai perdagangan antara Indonesia dan RRT terus meningkat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor CPO dan turunannya (HS 15) pada Juni 2022 sebanyak 2,17 juta ton, meningkat pesat dari Mei 2022 yang sebesar 0,51 juta ton.

Nilai ekspor CPO dan turunannya pada Juni 2022 juga naik 300,66 persen menjadi 3,38 miliar dolar AS dibandingkan Mei 2022.

Pada Juni 2022, Indonesia paling banyak mengekspor CPO dan turunannya ke China senilai 591,57 juta dolar AS, Pakistan 454,47 juta dolar AS, India 273,97 juta dolar AS, dan Bangladesh 163,75 juta dolar AS.

Tak Ganggu Stok Bahan Baku Migor

Zulhas menekankan pembelian CPO dari RRT ini tidak akan mengganggu stok bahan baku minyak goreng di dalam negeri.

Sehingga kebutuhan minyak goreng tidak akan terganggu. Dengan stok yang melimpah, harga minyak goreng juga akan tetap stabil sesuai HET Rp14.000 per liter.

"Saya menjamin bahwa harga minyak goreng tidak akan naik dan akan tetap stabil. Saat ini stok bahan baku minyak goreng sangat melimpah. Tangki-tangki CPO di dalam negeri masih penuh," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan komitmen China untuk menambah impor CPO dari Indonesia sebesar 1 juta ton, dapat menggerek harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani Indonesia.

"Dengan menjadi supplier utama CPO dunia, tentu akan membantu meningkatkan perekonomian Indonesia, serta meningkatkan kesejahteraan para petani kelapa sawit di Indonesia yang jumlahnya mencapai 16 juta," katanya dalam keterangan resmi, Rabu, 27 Juli.

Luhut berharap, China dapat terus melanjutkan dan meningkatkan perdagangan minyak sawit dari Indonesia.

Ia mengatakan, kelapa sawit merupakan tanaman minyak yang paling produktif, dan juga menjadi komoditas penting bagi perdagangan dunia.

Karena itu, lanjut Luhut, Indonesia berkomitmen untuk berperan sebagai supplier utama untuk bahan pangan penting ini.

Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Mendag Zulhas Segera Tindak Lanjuti Ekspor 1 Juta Ton CPO ke China

Selain Ekspor 1 Juta Ton CPO ke China, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!