Mengatasi Anak yang Suka Main Kotor, Pertama: Jangan Dilarang!
Ilustrasi (Artem Podrez/Pexels)

MEDAN - Apakah anak Anda suka bermain dengan cat, lem, glitter, krayon, dan kertas hingga arena bermain tampak sangat berantakan? Menariknya hal ini bisa jadi pertanda baik.

Perlu diketahui, permainan yang terlihat kotor dan berantakan ini punya peran penting bagi tumbuh kembang anak.

Bermain kotor atau messy play adalah aktivitas bermain secara aktif dengan mengeksplorasi beragam bahan dan alat.

Ada banyak bahan yang aman digunakan anak: air, cat, lilin atau tepung adonan mainan, pasir, pasta, beras, busa sabun, jelly, kertas, dan masih banyak lagi. Messy play merupakan bekal penting di tahap awal pertumbuhan anak.

Permainan Kotor Menstimulasi Anak

Seluruh panca indra anak terstimulasi saat sedang bermain dengan bahan-bahan tersebut. Ia bisa meraba tekstur, membaui, melihat, mendengar, dan bahkan mencicipi rasa dari mainan yang sedang dimainkannya. Dari semua bahan-bahan tersebut, anak bisa meniru cara membuat sebuah benda, seperti kue ulang tahun dari pasir, atau menciptakan sendiri benda sesuai kreasinya. Dalam messy play, fokus utamanya bukan menghasilkan sesuatu, melainkan proses bermain sekaligus belajar dengan cara menyenangkan.

Tahap-Tahap Messy Play

Ingatkah Anda saat anak pertama kali belajar mengenal MPASI? Makanan yang Anda berikan pada anak mungkin disembur, ditumpahkan, atau bahkan dilempar. Itulah tahap awal ia belajar main kotor-kotoran meskipun belum benar-benar mengerti saat melakukannya. Namun, menurut psikolog Nessi Purnomo, melansir Parenting, Senin 17 Januari, messy play bisa dipahami anak saat berusia 3 tahun. Pada saat itu, ia tak sekadar bermain, tetapi juga bisa belajar banyak hal. Ajarkan messy play secara bertahap sesuai tingkatan usianya.

Bikin Mainan Sendiri

Setelah anak mengenal berbagai bahan dalam messy play, maka ia mulai mencoba menciptakan sesuatu. Misalnya, membuat kalung dari adonan tepung atau lilin mainan. Mungkin pada awalnya benda yang dibuat masih berantakan dan bentuknya abstrak. Namun, jika diberi apresiasi, anak akan merasa dihargai. Ia merasa bangga akan kemampuan dirinya dan lama kelamaan rasa percaya dirinya muncul.

Bukan tidak mungkin dari benda-benda atau lukisan abstrak yang sering dibuatnya, anak kelak menciptakan suatu karya hebat. Jika dia mulai bosan mencorat-coret dengan cat, atau bermain adonan bukan lagi sebuah permainan seru, ajak ia mencoba berbagai eksperimen yang cool. Siapa tahu suatu saat ia menjadi ilmuwan hebat.

Berikan Dukungan

Saat anak bermain messy play, Anda cukup menemani dan mengawasinya selama proses eksplorasi, bahkan jika perlu, ikut main bersamanya. Menurut Nessi, kehadiran Anda tetap diperlukan meskipun kelihatannya ia sudah asyik bermain sendiri. Nikmati waktu bersama anak karena proses ini tak akan berlangsung lama. Setelah besar nanti, si kecil mungkin sudah tak berminat lagi main kotor-kotoran.

Ajak anak membereskan mainannya begitu usai bermain. Messy play juga membuatnya mengerti bahwa terkadang ada hal-hal yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dan jadi kacau, namun jika dibereskan satu per satu maka segalanya akan kembali lancar. Ini manfaat lainnya dari messy play: keterampilan mengatasi suatu masalah.

Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Anak Suka Main Kotor? Jangan Dilarang Bunda, Ini Alasannya

Selain Mengatasi Anak yang Suka Main Kotor, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!