Bagikan:

JAKARTA - Pola makan sehat merupakan dasar utama dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Pola makan yang seimbang dan bergizi membantu tubuh mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk berfungsi secara optimal.

Selain itu, pola makan sehat juga dapat mencegah berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Sukamto Koesnoe, menekankan pentingnya memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi daripada hanya berfokus pada jumlah kalori.

"Banyak orang masih terfokus pada jumlah kalori, padahal yang lebih penting adalah kualitas makanan yang dikonsumsi," ujar Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, Konsultan Alergi dan Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM seperti dikutip ANTARA.

Menurut beliau, menjaga pola makan seimbang adalah kunci utama untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Tubuh membutuhkan komposisi nutrisi yang tepat agar dapat bekerja secara optimal.

"Secara umum, dalam sehari seseorang membutuhkan karbohidrat sekitar 45-65 persen dari total kalori yang dikonsumsi, protein 10-35 persen, dan lemak 20-35 persen," jelasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut, Dr. Sukamto menyarankan untuk memilih karbohidrat kompleks seperti beras merah atau gandum utuh. Selain itu, penting untuk mengonsumsi protein dari kombinasi sumber hewani dan nabati, memprioritaskan lemak tak jenuh dari minyak zaitun, alpukat, dan ikan, serta menghindari lemak trans dari makanan olahan.

"Kebutuhan protein orang dewasa sehat sekitar 0,8 hingga 1 gram per kilogram berat badan per hari. Namun, angka tersebut dapat berubah sesuai kondisi tertentu, seperti saat sakit atau untuk atlet," tambahnya.

Selain memperhatikan jenis makanan, Dr. Sukamto juga menyarankan untuk mengatur waktu makan secara teratur. Disarankan tiga kali makan utama dengan jarak 4-6 jam, namun pola tersebut tetap perlu disesuaikan dengan kondisi medis masing-masing individu.

"Rekomendasi ini harus disesuaikan dengan kondisi medis tertentu. Misalnya, pasien gangguan ginjal perlu membatasi protein, penderita diabetes harus memperhatikan beban glikemik makanan, dan pasien hipertensi perlu membatasi konsumsi garam," katanya.

Lebih lanjut, beliau menekankan pola makan sehat bukan berarti melakukan pembatasan secara berlebihan, melainkan menjaga keseimbangan dan konsistensi.

"Tidak ada pola makan yang cocok untuk semua orang. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda tergantung pada kondisi kesehatan, aktivitas fisik, dan faktor lainnya," tutup Dr. Sukamto.