JAKARTA - Penyakit telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak zaman prasejarah. Beberapa di antaranya telah bertahan selama ribuan tahun dan masih menginfeksi manusia hingga saat ini.
Dengan kemajuan ilmu kedokteran, banyak penyakit kuno telah dapat dicegah atau diobati, tetapi beberapa masih menjadi ancaman kesehatan global. Berikut 6 penyakit tertua di dunia yang masih ada hingga kini, seperti dilansir dari laman Mentalfloss.
1. Kanker – Berusia Setidaknya 1,7 Juta Tahun
Asal-usul pasti kanker mungkin akan selalu menjadi misteri, tetapi penelitian menunjukkan bahwa penyakit ini adalah salah satu yang tertua di dunia.
Pada 2016, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam South African Journal of Science, menemukan tumor ganas tertua pada manusia. Tumor tersebut ditemukan pada tulang jari kaki hominin berusia 1,7 juta tahun yang digali di Gua Swartkrans, Afrika Selatan. Hasil analisis dengan pencitraan 3D canggih mengungkap bahwa tumor tersebut adalah osteosarkoma, sejenis kanker yang menyerang sel pembentuk tulang.
Selain itu, penelitian lain menemukan tumor jinak tertua pada tulang belakang Australopithecus sediba yang berusia 1,98 juta tahun di situs fosil Malapa, Afrika Selatan.
Bukti kanker pada manusia juga ditemukan dalam mumi Mesir berusia 2.250 tahun bernama M1. Melalui CT scan, ilmuwan mengidentifikasi kanker prostat yang telah menyebar ke tulang belakang dan panggulnya. Beruntung, di era modern ini, kanker prostat memiliki berbagai pilihan pengobatan yang efektif.
2. Tuberkulosis – Berusia Setidaknya 70.000 Tahun
Tuberkulosis (TBC) adalah salah satu penyakit paling mematikan dalam sejarah manusia. Infeksi ini menyerang paru-paru dan menyebar melalui tetesan kecil di udara ketika seseorang batuk, bersin, atau berbicara.
Para ilmuwan percaya bahwa TBC telah ada sejak 70.000 tahun lalu di Afrika, menyebar seiring migrasi manusia ke berbagai belahan dunia. Pada abad ke-17 dan 18, penyakit ini dikenal dengan berbagai nama seperti consumption, white plague, atau phthisis.
Ketika ilmuwan Jerman Robert Koch menemukan bakteri penyebab TBC, Mycobacterium tuberculosisc, pada 1882, penyakit ini telah merenggut nyawa satu dari tujuh orang di Eropa dan Amerika Serikat.
Meskipun kini dapat disembuhkan dengan antibiotik, TBC masih menjadi ancaman besar. Pada 2022, penyakit ini membunuh 1,3 juta orang, menjadikannya penyakit menular paling mematikan kedua setelah COVID-19.
3. Karies Gigi – Berusia Setidaknya 15.000 Tahun
Karies gigi atau kerusakan gigi adalah salah satu penyakit paling umum di dunia, dan ternyata sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Awalnya, para ilmuwan mengira bahwa manusia purba yang hidup sebagai pemburu dan pengumpul makanan terhindar dari gigi berlubang karena pola makan rendah karbohidrat.
Namun, sebuah penelitian pada 2014 menemukan masyarakat pemburu-pengumpul di Maroko 15.000 tahun lalu mengalami kerusakan gigi parah akibat mengonsumsi banyak biji pohon yang kaya karbohidrat fermentasi.
Gigi berlubang bisa menyebabkan nyeri, infeksi, bahkan kehilangan gigi. Sayangnya, kelompok manusia purba ini belum mengenal sikat gigi primitif yang baru digunakan sekitar abad ke 3.000 SM.
BACA JUGA:
4. Malaria – Berusia Setidaknya 5.500 Tahun
Penyakit malaria sering dikaitkan dengan Perang Dunia II, ketika tentara AS di Filipina dan Papua Nugini banyak yang terkena penyakit ini. Namun, malaria telah ada jauh sebelum itu.
Penelitian tahun 2024 di jurnal Nature, menemukan bukti genetik malaria pada sisa-sisa manusia berusia 5.500 tahun. Bahkan, para ilmuwan menduga penyakit ini mungkin jauh lebih tua.
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles. Setelah tergigit nyamuk yang terinfeksi, seseorang dapat mengalami demam, menggigil, dan kelelahan. Jika tidak diobati, malaria bisa menyebabkan kegagalan organ dan kematian.
Hingga kini, malaria masih menjadi ancaman besar, terutama di Afrika sub-Sahara. Pada 2022, tercatat 249 juta kasus malaria dengan 608.000 kematian. Untungnya, vaksin malaria pertama telah disetujui WHO pada 2021. Dengan memberikan harapan baru dalam upaya pemberantasan penyakit ini.
5. Penyakit Lyme – Berusia Setidaknya 5.300 Tahun
Penyakit Lyme baru diidentifikasi pada 1975, tetapi bukti keberadaannya sudah ditemukan sejak 5.300 tahun lalu. DNA bakteri penyebab penyakit Lyme, Borrelia burgdorferi, ditemukan dalam tulang Ötzi the Iceman, mumi Eropa tertua yang ditemukan di Pegunungan Alpen Ötztal pada 1991. Meskipun Ötzi meninggal akibat luka panah, para ilmuwan tidak bisa memastikan apakah ia mengalami gejala Lyme.
Penyakit ini kembali muncul ribuan tahun kemudian di Lyme pada tahun 1975. Sejumlah anak mengalami gejala seperti artritis, yang kemudian dikaitkan dengan bakteri dari gigitan kutu rusa. Penyakit Lyme menyebabkan demam, nyeri otot, kelelahan, dan ruam berbentuk lingkaran. Jika tidak diobati, gejalanya bisa semakin parah, seperti masalah jantung dan sendi.
6. Leishmaniasis – Berusia Setidaknya 4.000 Tahun
Leishmaniasis adalah penyakit kulit yang ditularkan oleh lalat pasir betina dari genus Phlebotomus. Penyakit ini ditemukan terutama di daerah tropis dan subtropis.
Pada 2006, penelitian terhadap mumi Mesir dan Nubia yang berusia 4.000 tahun menemukan DNA parasit Leishmania. Bahkan, catatan medis Mesir kuno dari 1.500 SM menggambarkan kondisi kulit mirip Leishmaniasis yang disebut 'Nile pimple'.
Leishmaniasis memiliki berbagai bentuk, tetapi yang paling umum adalah jenis cutaneou, yang menyebabkan luka pada kulit. Ada juga bentuk visceral dan mucocutaneous, yang lebih jarang ditemukan, tetapi lebih berbahaya. WHO mencatat sekitar 1 juta kasus baru Leishmaniasis setiap tahunnya.