JAKARTA - Kanker usus besar atau kolorektal beberapa tahun belakangan disebut semakin banyak diderita oleh generasi muda. Kanker ini merupakan kanker yang menyerang usus besar (kolon) dan rektum (bagian usus paling bawah), dan sering disebut sebagai kanker usus besar.
Dikutip dari Medical News Today, pada Selasa, 11 Maret 2025, di Amerika Serikat kanker ini diderita oleh satu dari 24 pria, dan satu dari 26 wanita yang dianalisis. Data terbaru menunjukkan bahwa kasus kolorektal pada orang dewasa muda berusia 30 sampai 34 tahun mengalami peningkatkan 71 persen.
Kemudian kasus kanker ini pada orang dewasa berusia 35 hingga 39 tahun mengalami kenaikan mencapai 58 persen. Kanker ini dapat disebabkan oleh riwayat keluarga, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, jarang konsumsi makanan berserat, banyak mengonsumsi makanan olahan, hingga diet tak seimbang.
Salah satu diet yang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal adalah diet rendah karbohidrat. Diet ini dapat memperburuk kerusakan DNA dari mikroba usus yang menyebabkan kanker kolorektal.
BACA JUGA:
Diet rendah karbohdrat menipiskan lapisan lendir di usus besar yang melindungi dari mikroba. Ini menjadi peningkatan peradangan di usus, yang menjadi gejala awal dari kanker kolorektal.
“Para peneliti menemukan bahwa diet rendah karbohidrat yang dipasangkan dengan strain E. coli yang memproduksi colibactin menyebabkan perkembangan kanker kolorektal,” kata profesor asosiasi bedah usus besar dan dubur di UTHealth Houston, Marianne Cusick, MD.
“Peningkatan peradangan di usus, penghalang lendir yang lebih tipis, dan prevalensi polip yang lebih tinggi, yang merupakan pendahulu kanker,” tambahnya.
Oleh karena itu, disarankan agar masyarakat mengubah pola makan sehat dan menerapkan diet yang sesuai untuk meminimalisir terjadinya kanker kolorektal.
Sangat disarankan untuk diet dengan mengonsumsi makanan berserat seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, membatasi makanan olahan dan daging merah, hingga rutin berolahraga.