Bagikan:

YOGYAKARTA - Di era yang serba digital ini, telepon genggam menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, dibalik kemudahannya tersembunyi potensi dampak negatif yang patut diwaspadai, terutama durasi screen time yang membahayakan pada ponsel.

Penelitian terkini kian menguak bahwa waktu yang dihabiskan menatap layar HP ternyata memiliki korelasi signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental. Hal ini kemudian membuka diskusi penting mengenai keseimbangan antara manfaat teknologi dan risiko kesehatan yang mengintai.

Durasi Screen Time dan Pengaruhnya pada Kesehatan Mental

Penelitian terbaru yang dimuat dalam Jurnal National Library of Medicine, menunjukkan bahwa mengurangi waktu main HP ternyata bisa berdampak positif buat kesehatan mental kita.

Para peneliti melibatkan sekelompok mahasiswa sehat dan membagi mereka menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diminta untuk mengurangi waktu penggunaan HP mereka menjadi maksimal 2 jam sehari selama 3 minggu. Kelompok kedua tetap menggunakan HP seperti biasa.

Setelah 3 minggu, hasilnya cukup menarik. Kelompok yang mengurangi waktu main HP merasa lebih sejahtera, tidak mudah stres, kualitas tidurnya lebih baik, dan gejala depresinya juga berkurang dibandingkan dengan kelompok yang tidak mengurangi penggunaan HP.

Baca juga artikel yang membahas Apakah Posesif Termasuk Gangguan Mental? Ini Penjelasan Lengkapnya

Meskipun begitu, setelah penelitian selesai dan semua orang kembali menggunakan HP seperti biasa, efek positif ini perlahan menghilang. Penelitian ini berarti, mengurangi waktu main HP secara konsisten itu penting untuk menjaga kesehatan mental.

Dapat disimpulkan jika penelitian ini memberikan petunjuk kuat bahwa kebiasaan main HP setiap hari ternyata bisa mempengaruhi kesehatan mental kita. Dengan mengurangi waktu menatap layar HP, Anda bisa merasa lebih baik secara mental. Jadi, mari mulai perhatikan lagi berapa lama kita menggunakan HP setiap harinya.

Tentu, berikut terjemahan teks tersebut ke dalam Bahasa Indonesia:

Apa yang Terjadi di Otak Saat Menatap Layar?

Penelitian yang dimuat dalam laman stanford.edu, menemukan bahwa peningkatan penggunaan layar pada orang dewasa dapat membahayakan pembelajaran, memori, dan kesehatan mental, serta berpotensi meningkatkan risiko neurodegenerasi dini.

Studi menunjukkan bahwa pada orang dewasa berusia 18 – 25 tahun, waktu layar yang berlebihan menyebabkan penipisan korteks serebral, lapisan terluar otak yang bertanggung jawab untuk memproses memori dan fungsi kognitif, seperti pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

Penelitian lain menemukan bahwa orang dewasa yang menonton televisi selama lima jam atau lebih per hari memiliki peningkatan risiko terkena penyakit terkait otak seperti demensia, stroke, atau Parkinson.

Penelitian ini menemukan bahwa waktu layar yang berlebihan dapat menghambat tidur, terutama saat melihat layar larut malam. Cahaya dari layar dapat menunda pelepasan melatonin dari kelenjar pineal otak, sehingga memengaruhi ritme sirkadian alami tubuh dan menyebabkan kesulitan tidur.

Penelitian tambahan menemukan bahwa orang dewasa yang menghabiskan waktu layar berlebihan atau didiagnosis kecanduan telepon pintar memiliki volume gray matter (materi abu-abu) yang lebih rendah.

Materi abu-abu adalah jaringan otak yang penting untuk fungsi sehari-hari manusia dan bertanggung jawab untuk segala hal mulai dari gerakan hingga memori hingga emosi.

Volume materi abu-abu secara alami berkurang seiring bertambahnya usia, jadi selain mengurangi waktu layar, melakukan aktivitas yang mempertahankan volume materi abu-abu kita dan meningkatkan kesehatan otak, seperti olahraga dan bergerak, tidur yang memulihkan, interaksi sosial, dan pengelolaan stres, menjadi sangat penting.

Selain durasi screen time, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!