Pasangan Suami Istri Tidur Terpisah, Apakah Memengaruhi Keharmonisan? Ini Penjelasan Ahli
Ilustrasi pasangan suami istri tidur terpisah (Pexels/William Fortunato)

Bagikan:

JAKARTA – Tak selalu buruk, pasangan suami istri bisa tidur terpisah dalam beberapa kondisi. Jarak, menurut profesor filsafat dan presiden Universitas Haifa, Aaron Ben-Zeév, Ph.D., dapat dibicarakan dengan cara yang berbeda berdasarkan tempo, geografis, dan psikologis. Bahkan kedekatan pun juga berkaitan dengan waktu, tempat, dan situasi.

Jarak sementara untuk menciptakan ruang personal

Perasaan ingin selalu bersama, dilansir Psychology Today, Jumat, 11 Maret, memiliki nilai intrinsic. Namun tak menutup kemungkinan perlunya menciptakan jarak untuk ruang personal sehingga memungkinkan kebersamaan tubuh subur.

Jika Anda dan pasangan sementara waktu berjarak, untuk bertahan membutuhkan kesabaran, penantian, dan gairah cinta akan tumbuh dalam menciptakan kegembiraan bersama.

Pasangan mendapat kesempatan untuk meningkatkan pekembangan pribadi

Jika Anda bertanya-tanya, apa manfaat sesekali enggak tidur seranjang atau serumah dengan pasangan, maka Ben-Zeév memberikan sedikit gambaran. Menurutnya, pasangan yang tinggal serumah atau LDR memiliki tantangan yang sama dalam memelihara hubungan harmonis. Masih tentang jarak, dalam hubungan LDR pasangan mendapat manfaat lebih besar untuk meningkatkan perkembangan pribadi dan perkembangan kebersamaan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dalam kencan jaran jauh lebih intim. Selain itu, interaksi lebih positif dan kurang argumentatif.

Nilai jarak berkaitan dengan tingkat kepuasan seksual lebih tinggi

Studi yang dilakukan oleh Elyakim Kislev tahun 2020, mengaitkan antara nilai jarak dalam hubungan romantis dan kepuasan seksual. Studi ini menyimpulkan bahwa pasangan yang hidup terpisah tetapi bersama, yang mana ada jarak fisik lebih besar, menunjukkan tingkat kepuasan seksual lebih tinggi.

Lantas apakah tidur terpisah bisa memengaruhi keharmonisan rumah tangga?

Faktor umum yang menyebabkan pasangan tidur terpisan antara lain mendengkur, gelisah, parasomnia, sering ke kamar mandi, atau perbedaan jadwal tidur. Faktor ini berpotensi merusak kualitas tidur, bisa juga merusak kualitas hubungan. Seringnya, tidur yang buruk juga mengakibatkan hubungan yang buruk.

Dalam faktor di atas, tidur terpisah bisa menjadi solusi dan dapat meningkatkan kualitas hubungan. Bahkan jika menghabiskan setiap malam di tempat tidur bersama justru mengurangi tingkat gairah dan kebaruan.

Ben-Zeév juga menulis bahwa, pasangan yang mampu memiliki bentuk kebersamaan dengan lebih fleksibel akan lebih mungkin tetap bersama meski tidur terpisah. Pada situasi ini, jarak menambah perpektif kita sehari-hari tentang hubungan romantis. Meski jarak tak selalu positif dan memiliki risikonya sendiri, menentukan jarak yang tepat sangat diperlukan. Dengan begitu Anda dan pasangan bisa mengukur dan mengatur kembali keseimbangan hubungan.