Sering Lupa Padahal Masih Muda? Mungkin Otak sedang Kekurangan 4 Bahan Baku Utamanya
Ilustrasi pelupa (Foto: Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Masih muda tapi sering lupa? Segera lakukan evaluasi apakan bahan baku otak sudah tercukupi.

"Bahan baku otak itu ada empat, nutrisi yang seimbang seperti mikronutrien harus ada pasokannya sehari-hari, istirahat yang cukup dan berkualitas, tidak bermalas-malasan karena tidak bagus untuk kemampuan otak dan aktivitas produktif yang bernilai," ucap dokter spesialis saraf dr Pukovisa Prawiroharjo, Sp.N dikutip dari ANTARA, Kamis, 3 November.

Jika bahan baku otak tidak terpenuhi dengan baik, akan ada indikasi masalah daya fungsi otak, seperti semakin sering lupa, sulit mengingat hal penting, performa aktivitas menurun, lupa akan berbagai hal seperti nama teman dan jalan pulang, dan lupa yang mengakibatkan kerugian yang nyata.

"Kalau seperti itu dan sering, harus dianggap bukan hal yang wajar, pasti ada sesuatu. Biasanya fungsi otaknya ada kelainan, ada zat-zat yang meracuni otak atau penyakit otak itu sendiri, atau pengalaman yang tidak bagus atau semacam adiksi perilaku yang merusak otak," ucapnya.

Beberapa penyakit tertentu juga bisa mengakibatkan lupa pada usia muda. Salah satunya yang paling sering adalah hipotiroid dan diabetes. Selain itu kebiasaan begadang juga bisa membuat masalah pada otak di usia muda.

Kelainan auto imun dan HIV, menurut Visa, juga membuat kemampuan kognitif atau daya ingat jauh lebih menurun. Selain itu insomnia, defisiensi atau kekurangan beberapa mineral dan vitamin, serta sering terbentur dan epilepsi menjadi beberapa faktor yang sering menjadi masalah lupa pada usia muda.

Ia juga menyebut efek dari infeksi COVID-19 juga turut mempengaruhi ingatan seseorang menjadi lebih menurun dibanding sebelumnya.

"Akhir-akhir ini paling banyak pasca COVID-19 sering orang itu makin kacau, lupa, labil, linglung, lemot dan logikanya mulai aneh. Kalau itu ada artinya ada masalah," ucap Visa.

Visa mengatakan lupa juga bisa menjadi pertanda adanya risiko stroke yang menyerang saraf ingatan. Ia berharap jika mengalami lupa yang sering dan berlangsung cukup lama sebaiknya langsung periksakan ke dokter agar bisa di cek masalahnya dan diobati sesuai diagnosa.

"Stroke nggak mesti mulut mencong, badan lumpuh sebagian, bisa saja gangguannya labil, linglung, lupa, lemot, logikanya ngaco, sangat bisa," ucap Visa.