5 Cara Membangun Komunikasi yang Efektif dengan Pasangan demi Keharmonisan Hubungan
Ilustrasi (Esther Ann/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Dalam hubungan percintaan, kemampuan komunikasi efektif dapat membuat perbedaan antara percakapan yang kooperatif dan mencerahkan. Serta argumen yang agresif dan memicu kecemasan. Dalam jangka panjang, komunikasi yang baik juga dapat memperdalam dan memperkuat hubungan. Sementara, komunikasi yang buruk bisa merusak bahkan mengakhiri hubungan.

Toleransi dua sudut pandang yang berbeda

Jika Anda dan pasangan memiliki preferensi berbeda terhadap hal-hal tertentu, itu tidak masalah. Perbedaan sudut pandang merupakan hal yang realistis. Justru jika kalian merasakan kesamaan dalam segala hal, mungkin hubungan kalian patut dipertanyakan. 

Menurut peneliti hubungan dan dokter Dr. John Gottman, perselisihan tidak selalu menjadi ancaman bagi hubungan perkawinan. Faktanya, dua pertiga perselisihan tidak dapat diselesaikan, artinya kalian belajar menghadapi perselisihan tersebut dan membuat kompromi. Yang jadi masalah adalah ketika Anda dan pasangan berhenti berkomunikasi. Kalian tidak perlu sepakat dalam segala hal demi menyenangkan satu sama lain. Jadilah berbeda dan diskusikan perbedaan itu untuk menemukan jalan tengahnya.

Fokus pada apa yang bisa Anda kendalikan

Anda hanya bisa mengendalikan diri sendiri, bukan orang lain.

“Ironisnya adalah kebanyakan orang begitu terjebak dalam upaya mengendalikan hal-hal yang tidak dapat mereka kendalikan, seperti orang lain, keadaan, atau hasil. Sehingga dalam prosesnya mereka kehilangan kendali atas diri mereka sendiri,” kata Dr. Henry Cloud, dilansir dari Psych Central, Selasa, 31 Oktober.

Ketika Anda berfokus pada upaya memperbaiki orang atau situasi lain di luar jangkauan pengaruh, itu sama dengan Anda menyia-nyiakan energi berharga yang sebenarnya bisa digunakan untuk mengatur sikap, perkataan, dan tindakan Anda.

Hindari konflik yang tidak perlu

Jika pasangan memulai perkelahian, Anda tak perlu mengiyakan ajakan tersebut. Cukup tarik napas dalam-dalam dan tanyakan pada diri perlukah masalah ini didiskusikan? Jika ya, pikirkan cara melakukannya dengan tenang, tidak peduli bagaimana perilaku pasangan saat itu.

Ingatlah bahwa satu-satunya tanggung jawab Anda adalah perilaku Anda sendiri. Respon apa yang akan membuat Anda bisa hidup damai dengan diri sendiri? Terkadang yang terbaik adalah mengabaikan provokasi dan tetap menjalankan urusan Anda.

Sabar

Saat konflik terjadi, tarik napas dalam-dalam beberapa kali. Hitung sampai 10. Jika Anda merasa terlalu gelisah untuk berpikir jernih, istirahatlah dari situasi tersebut agar Anda bisa tenang. Namun, jangan jadikan teknik ini sebagai alasan untuk lari dari konflik. Tetapkan waktu tertentu dengan pasangan agar kalian bisa kembali membahas masalah yang terjadi.

Ingatlah bahwa tindakan sering kali sama pentingnya dengan kata-kata

Mengatakan maaf saat melakukan kesalahan, namun terus melakukan kesalahan tersebut berulang kali sama dengan menganggap remeh permintaan maaf. Meminta maaf artinya Anda menyesali perbuatan atau berjanji mengubah perilaku buruk itu di kemudian hari.

Meski akan ada saat dimana kesalahan bisa terjadi lagi, namun jika Anda sungguh-sungguh ingin dan berusaha melakukan yang lebih baik, maka hasil terbaik bisa dituai.