Risiko Ramuan Herbal untuk Anak di Bawah 6 Bulan, Orang Tua Wajib Tahu!
Ilustrasi ramuan herbal (Foto: Antara)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Ramuan herbal yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti rempah-rempah, akar-akaran, rimpang, daun-daunan dan buah-buahan kerap dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi masalah kesehatan. Selain itu, ramuan herbal atau yang akrab disebut jamu juga dapat membantu meningkatkan nafsu makan anak serta mengatasi keluhan lainnya.

Kendati demikian, ramuan herbal tidak boleh diberikan sembarangan, terlebih pada bayi di bawah 6 bulan. Lantas, apa saja risiko ramuan herbal untuk anak yang berusia di bawah 6 bulan? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

Risiko Ramuan Herbal untuk Anak di Bawah 6 Bulan

Mengutip laman Ai-Care, pemberian ramuan herbal pada bayi di bawah 6 bulan bisa menyebabkan keracunan.

Ketika bayi belum genap 6 bulan, satu-satunya cairan dan makanan yang boleh masukke dalam perutnya adalah ASI atau susu formula.

Apa pun alasannya, seperti cuaca yang panas agar anak tidak rewel atau agar anak tidak masuk angin, Anda tidak boleh memberikan cairan lain tanpa petunjuk dari dokter.

Hal ini karena sistem pencernaan pada bayi di bawah enam bulan fungsinya masih belum maksimal. Di tambah lagi ukuran lambungnya sangat kecil dan hanya dapat menampung 1-2 sdt atau sekitar 5-10 ml makanan.

Memberikan air pada bayi di bawah usia 6 bulan bisa mengakibatkan keracunan. Terlebih air tidak mengandung nutrisi apa pun sehingga bayi juga mungkin mengalami kekurangan nutrisi.

Pun demikian dengan ramuan herbal. Pemberian jamu pada bayi memiliki risiko yang sama atau bahkan lebih berbahaya, mengingat jamu mengandung air dan zat kimia alami.

Ramuan obat herbal yang dibuat dengan cara tradisional juga mungkin masih mengandung logam berat, bakteri, atau zat kimia lain yang dapat melukai lambung bayi.

Selain itu, bayi juga mungkin mengalami reaksi alergi atau keracunan akibat zat yang terkandung di dalam ramuan herbal.

Risiko ramuan herbal untuk anak di bawah 6 bulan yang lainnya, yakni dapat menyebabkan aspirasi, meningkatkan risiko infeksi, gangguan pencernaan, bahkan kematian.

Lantas, pada usia berapa anak boleh diberikan ramuan herbal?

Masih menurut Ai-Care, bayi berusia 12 bulan atau 1 tahun tetap wajib diberikan ASI atau susu formula selain makanan pendampingnya. Pada usia ini pula, Anda bisa mengenalkannya pada jamu tradisional yang terbuat dari kunyit, jahe, teh bunga kamomil, dan lain sebagainya.

Kendati demikian, Anda tetap perlu mewaspadai gejala alergi yang mungkin timbul setelah pemberian ramuan herbal, di antaranya:

  • Kesulitan bernapas
  • Ada peradangan di bagian bibir, lidah, wajah, atau tenggorokan.

Segera dapatkan pertolongan medis bila buah hati Anta mengalami tanda-tanda alergi tersebut.

Tips Memberikan Ramuan Herbal pada Bayi

Sebagian besar ramuan herbal memiliki rasa yang tidak menyenangkan untuk anak-anak. Untuk membuat rasanya menjadi lebih nikmat, Anda mungkin akan menambahkan madu atau gula.

Akan tetapi, penambahan gula atau madu tidak direkomendasikan untuk bayi di bawah 12 bulan. Gula berisiko menyebabkan kerusakan gigi dan juga meningkatkan diabetes. Sedangkan madu mungkin menyebabkan botulisme atau keracunan pada bayi.

Selain itu, bayi berusia 12 bulan juga belum membutuhkan porsi jamu yang besar seperti orang dewasa. Mereka mungkin hanya perlu beberapa sendok teh atau sendok makan jamu yang dilarutkan pada air hangat agar rasanya menjadi lebih netral.

Demikian informasi tentang risiko ramuan herbal untuk anak. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.