Bagikan:

YOGYAKARTA – Kremasi atau pengabuan merupakan salah satu metode penanganan jenazah yang dilakukan dengan cara membakar mayat hingga menjadi abu. Kremasi jenazah umumnya dilakukan oleh pemeluk agama Hindu, Buddha, Katolik, Kristen Protestan, dan Khonghucu. Proses kremasi biasanya dilakukan di krematorium. Khusus masyarakat Hindu di Bali, kremasi dilakukan dengan upacara Ngaben di lahan terbuka.

Lantas, bagaimana proses kremasi di krematorium? Simak rangkuman informasinya di bawah ini.

Proses Kremasi Jenazah di Krematorium

Dikutip dari laman Yankes Kemenkes, berikut ini adalah proses kremasi jenazah di krematorium yang perlu Anda ketahui:

  1. Administrasi

Sebelum melakukan kremasi, keluarga jenazah harus mengurus perizinan kremasi dengan cara melengkapi dokumen atau formulir yang sudah disediakan oleh pihak krematorium. Keluarga jenazah juga menentukan siapa yang berwenang untuk mengambil abu jenazah.

  1. Identifikasi

Berikutnya, petugas pelaksana kremasi dan anggota keluarga akan melakukan identifikasi jenazah dan kemudian memberikan label yang terbuat dari logam. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan atau kekeliruan identitas jenazah

  1. Memandikan jenazah

Sebelum melangsungkan proses kremasi, jenazah akan dimandikan dan diberi pakaian. Peralatan medis, perhiasan ataupun aksesoris lain yang menempel pada jenazah akan dilepaskan terlebih dahulu dan dikembalikan kepada keluarga

  1. Pemetian

Tahapan kremasi setelah memandikan jenazah, yakni memasukkannya ke dalam peti. Dalam proses kremasi, peti tersebut akan ikut dibakar dengan jenazah. Biasanya, pada tahapan ini, anggota keluarga diminta untuk menyaksikan wajah jenazah untuk terakhir kalinya.

  1. Kremasi

Selanjutnya, jenazah akan dimasukkan ke dalam tungku pembakaran yang memiliki suhu 700 sampai 1000 derajat celcius.

Suhu yang tinggi akan membantu membakar bagian-bagian tubuh seperti rambut, kulit, otot, jaringan lunak, dan tulang sehingga menjadi sisa fragmen-fragmen tulang dan abu.

Waktu yang diperlukan untuk pembakaran sempurna berkisar antara dua sampai tiga jam. Durasi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti ukuran tubuh jenazah, suhu tungku kremasi, dan jenis tungku atau peralatan yang digunakan untuk kremasi.

  1. Pengumpulan abu

Jenazah manusia yang dikremasi tidak seluruhnya menjadi abu. Tulang yang tidak terbakar akan dihancurkan agar menjadi abu dengan cara digiling dalam mesin.

Setelah terkumpul semua, abu dimasukkan dalam kendi khusus dan diserahkan ke pihak keluarga.

Abu kremasi boleh dibawa pulang ke rumah, dilarungkan ke laut, maupun disimpan di rumah abu yang bisa dikunjungi kerabat kapanpun seperti halnya sedang ziarah ke makam.

Sekedar informasi tambahan, kremasi sering dipilih sebagai metode penanganan jenazah karena lahan makam yang semakin sedikit di kota-kota besar dan tidak memerlukan biaya perawatan makam. Biaya kremasi jenazah juga bervariasi, mulai dari belasan juta hingga puluhan juta rupiah.

Demikian informasi tentang proses kremasi. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.