JAKARTA - Sebuah video viral yang menunjukkan potongan daging segar bergerak atau kejang setelah ditaburi garam membuat banyak orang kaget, bahkan mempertimbangkan untuk beralih menjadi vegetarian.
Rekaman tersebut memicu berbagai reaksi di media sosial, mulai dari rasa jijik hingga diskusi tentang konsumsi daging.
Beberapa orang memilih untuk berhenti mengonsumsi produk daging demi alasan lingkungan, sementara yang lain melakukannya karena alasan etis.
Selain itu, banyak yang percaya pola makan vegetarian lebih sehat dibandingkan dengan konsumsi daging. Namun, menurut peringatan Stanford Medicine pada tahun 2019, pola makan vegetarian tetap memerlukan perhatian khusus agar seimbang dan aman.
Dilansir VOI dari laman Unilad pada Kamis, 23 Januari 2025, ada pun alasan mereka berhenti mengonsumsi daging dan menjad vegetarian, karena video potongan daging segar tampak bergerak seolah-olah masih hidup.
Dalam sebuah video yang dibagikan dimedia sosial pada 2023, terlihat potongan daging segar yang bergerak atau kejang setelah ditaburi garam. Video kontroversial ini telah dibagikan di berbagai platform media sosial, memicu banyak komentar dari warganet.
"Astaga, itu menjijikkan," tulis warganet.
"Saya bisa hidup tanpa melihat ini seumur hidup saya," kata warganet lainnya.
Bahkan, beberapa orang menyatakan keinginan untuk menjadi vegetarian setelah melihat video tersebut.
"Saya akan menjadi vegetarian," tulis warganet.
"Gambar ini bisa membuat saya berhenti makan daging," komentar warganet lainnya.
Namun, mengapa daging tersebut bergerak dianggap menjijikkan?
"Sodium dalam garam memicu neuron yang masih aktif di dalam daging, menyebabkan kontraksi otot secara berantai," menurut laman dari akun Instagram @conceptsjpg.
BACA JUGA:
Dr. Myro Figura, dokter spesialis anestesi menjelaskan lebih lanjut dalam sebuah video di TikTok.
"Sistem saraf pusat mungkin sudah tidak ada, tetapi ujung-ujung saraf perifer masih ada. Sodium mengaktifkan saraf-saraf tersebut dan menyebabkan otot bergerak. Ini hanya terjadi pada daging yang sangat segar, dan tanpa suplai oksigen atau darah, gerakan ini tidak berlangsung lama," jelas Dr. Myro.
Sementara itu, Dewan Pengembangan Pertanian dan Hortikultura (Agriculture and Horticulture Development Board/AHDB) memiliki halaman khusus yang menjelaskan faktor-faktor pasca-penyembelihan yang memengaruhi kualitas daging merah.
"Setelah penyembelihan, suplai darah ke otot terhenti, dan energi yang tersisa digunakan habis. Hal ini biasanya terlihat sebagai otot yang berkedut atau menegang. Setelah energi ini habis, protein otot mulai mengikat dalam proses yang disebut rigor mortis," tutur AHDB.
"pH jaringan hidup sekitar 7. Ketika hewan mati, energi dalam otot habis, menyebabkan pH turun menjadi sekitar 5,4–5,7 (pH akhir)." lanjutnya.
Video ini telah memicu diskusi luas tentang etika, kesehatan, dan konsumsi daging, membuat banyak orang mempertimbangkan kembali pola makan mereka.