JAKARTA - Di tengah tagar #KaburAjaDulu viral di media sosial, istilah brain drain juga ramai dibicarakan netizen. Seperti diketahui, tagar #KaburAjaDulu digunakan netizen sebagai bentuk ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah dan keadaan Indonesia saat ini.
Banyak masyarakat yang berencana pindah ke negara lain, untuk kabur dari kondisi Indonesia saat ini yang dinilai mengkhawatirkan. Ini kemudian membuat brain drain akan berkembang, yang bisa saja berdampak merugikan negara.
Dikutip dari Investopdia, pada Rabu, 19 Februari 2025, brain drain merupakan istilah untuk hengkangnya kaun intelektual dari negeri sendiri dan memilih menetap di negara lain. Pilihan mereka untuk pindah utamanya karena minimnya peluang dan keterbatasan kesempatan di negara sendiri.
Namun, ada alasan lain yang menyebabkan seseorang memilih untuk tinggal di luar negeri. Mulai dari alasan politik, ekonomi, hingga pilihan hidup secara personal.
BACA JUGA:
Fenomena brain drain ini, dalam kadar tertentu bisa menjadi ancaman yang merugikan negara. Ini karena potensi hilangnya sumber daya manusia (SDM) terbaik di negara tersebut akan menghilang.
Brain drain banyak dialami oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Dilansir dari laman Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), fenomena brain drain tidak hanya terjadi pada diaspora Indonesia yang berstatus ilmuwan.
Fenomena ini juga merambah pada masyarakat yang atas kesadarannya sendiri memilih untuk berkarier di luar negeri. Jika semakin banyak dilakukan masyarakat, hal ini bisa membuat individu berkualitas untuk membangun negara berkurang, sehingga perkembangan negara semakin sulit dilakukan.