JAKARTA - Penyanyi Anggun C. Sasmi angkat bicara setelah namanya dituduh sebagai pendukung Zionisme oleh sebuah akun media sosial.
Tuduhan tersebut muncul setelah akun tersebut membagikan postingan lama Anggun di media sosial X (sebelumnya Twitter) dari tahun 2015 dan 2016, yang berisi komentarnya tentang ajang Eurovision Song Contest.
"Ada account sosmed yang mencemarkan nama baik saya dan menuduh saya sebagai pendukung 'Zionisme'. Mereka memperlihatkan 2 posting dari account X saya (sebelumnya Twitter) tahun 2015 dan 2016 di mana saya berkomentar lewat live Tweet tentang Eurovision Song Contest," tulis Anggun C Sasmi dikutip VOI dari instagram @anggun_cipta, Senin, 24 Februari.
Saat itu, Anggun memberikan komentar tentang berbagai negara yang berpartisipasi dalam kompetisi tersebut, termasuk Israel.
"Kala itu saya memberi komentar kepada hampir dari 42 negara yang berpartisipasi dalam acara TV tersebut. Salah satu negara yang saya komentari adalah Israel," tuturnya.
Tuduhan semakin berkembang setelah akun tersebut juga membagikan momen ketika Anggun menjadi juru bicara para juri Prancis di Eurovision 2023, di mana ia membacakan poin yang diberikan kepada Israel.
BACA JUGA:
"Di posting yang sama mereka juga mempublikasikan saat saya menjadi juru bicara para juri Prancis tahun 2023, yang memberikan point ke Israel, tetap di acara Eurovision Song Contest yang disiarkan secara langsung di TV," tambahnya.
Anggun menegaskan bahwa komentarnya dalam ajang musik tidak ada kaitannya dengan dukungan politik terhadap Israel.
"Berpartisipasi dalam acara sebesar Eurovision Song Contest dan melakukan live Tweet tentang acara tersebut di mana saya mengomentari lagu-lagu dan penyanyi dari banyak negara termasuk Israel, tidak membuat saya jadi pendukung politik Israel," tegasnya.
Ia juga menilai bahwa tuduhan tersebut merupakan manipulasi fakta yang sengaja dibuat untuk menjadikannya sasaran kebencian.
"Saya berbicara dalam konteks musik, tapi postingan mereka jelas keluar dari konteks musik tersebut untuk membuat saya menjadi target kebencian," jelas Anggun.
Merasa dirugikan, Anggun berencana menempuh jalur hukum dengan melaporkan kasus ini berdasarkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
"Manipulasi fakta dan pencemaran nama baik ini akan dilaporkan berdasarkan UU ITE lewat anggota hukum," lanjutnya.
Terakhir, Anggun menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mendukung politik Israel dan selalu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
"Di tengah konflik dunia, saya selalu menjunjung tinggi kemanusiaan. Saya tidak pernah mendukung politik Israel terhadap Palestina!" tandasnya.