JAKARTA - Ibadah sunnah di selama menjalankan puasa merupakan amalan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Di antaranya adalah sahur, memperbanyak sedekah, menjaga lisan, memperbanyak ibadah, dan membaca Al Quran. Dengan menjalankan sunnah-sunnah tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat spiritual dan moral yang mendalam bagi umat Islam. Berikut ini adalah beberapa sunnah puasa, melansir laman Human Aid Initiative, Rabu, 5 Maret.
Menunda Sahur
Bagi yang ingin berpuasa, dianjurkan untuk melakukan sahur. Sahur menandakan bahwa Islam selalu memberikan kemudahan dan tidak mempersulit. Nabi Muhammad saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin berpuasa, maka hendaklah ia melakukan sahur.” (HR. Ibnu Hibban).
Bersegera Berbuka Puasa
Jika sudah waktunya berbuka, dianjurkan untuk segera berbuka. Berbuka dengan makanan manis atau kurma sebelum mengonsumsi makanan lain juga dianjurkan. Berbuka dengan berdoa juga merupakan amalan yang baik.
Memberi Makanan bagi Orang yang Berpuasa
Dianjurkan untuk memberikan makanan bagi orang yang berpuasa. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan makanan berbuka puasa kepada orang lain. Dengan berbagi, Anda akan mendapatkan pahala dan keberkahan.
Memperbanyak Sedekah
Di bulan Ramadan, Anda dianjurkan untuk memperbanyak sedekah. Sedekah bisa berupa uang, makanan, atau membantu orang lain. Dengan bersedekah, Anda akan mendapatkan keberkahan dan kebaikan.
Membaca Al-Quran
Membaca Al-Quran merupakan amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Anda dapat memperbanyak bacaan Al-Quran, baik di siang hari maupun di malam hari. Dengan membaca Al-Quran, Anda memperoleh pahala dan mendekatkan diri kepada Allah.
BACA JUGA:
Menahan Lisan
Selain perbuatan-perbuatan di atas, Anda juga perlu menahan lisan selama berpuasa. Menahan lisan dari perkara-perkara yang tak berguna, apalagi perkara haram, seperti berbohong dan mengumpat. Sebab, semuanya akan menggugurkan pahala puasa.
I’tikaf di Masjid
Memperbanyak i'tikaf di masjid. Sebaiknya dilakukan sebulan penuh. Jika tidak, sepuluh malam terakhir diutamakan. Sebab, jika memasuki sepuluh malam terakhir, Rasulullah saw. selalu menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggang sebagai bentuk kesiapan menjalankan ibadah.
Mandi Besar dari Junub
mandi besar dari junub, haid, atau nifas sebelum terbit fajar agar bisa menunaikan ibadah dalam keadaan suci, di samping khawatir masuk air ke mulut, telinga, anus, dan sebagainya jika mandi setelah fajar. Kendati tidak bersedia mandi seluruh tubuh sebelum fajar, hendaknya mencuci bagian-bagian tersebut (yang sekiranya rawan masuk air) disertai dengan niat mandi besar.