Bagikan:

JAKARTA – Media sosial kerap melahirkan tren kecantikan yang viral, tetapi tidak semuanya aman untuk diikuti. Salah satu tren yang mengkhawatirkan adalah penggunaan sabun cuci piring sebagai pengganti face wash.

Tren ini sempat heboh pada tahun 2022. Namun, tren cuci muka pakai sabun cuci piring kembali viral di media sosial pada tahun ini.

Tren ini muncul dengan klaim sabun cuci piring mampu membersihkan wajah dari minyak dan kotoran secara menyeluruh. Namun dr. Giovani Abraham Mustopo, seorang Skincare Educator yang kerap memberikan edukasi skincare dimedia sosial memperingatkan bahwa kebiasaan ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan kulit.

"Jangan ngikutin tren seperti ini, cuci muka itu pakai sabun gentle face wash, jangan sabun cuci piring. Sabun cuci piring diciptain buat bersihin piring, mangkok yang sisa makanan kamu. Wajah kamu minyaknya enggak sebanyak itu," ujarnya, dikutip dari akun TikTok @dr.giovanniabraham.

dr. Giovanni wajah jauh lebih sensitif dibandingkan permukaan piring atau alat makan lainnya. Sabun cuci piring diformulasikan untuk menghilangkan minyak berlebih dan sisa makanan yang membandel, sehingga kandungannya terlalu keras untuk kulit manusia.  Penggunaan sabun cuci piring pada wajah dapat menyebabkan berbagai masalah kulit, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Pemakaian sabun cuci piring sekali saja sudah bisa menyebabkan kulit terasa sangat kering. Hal ini dikarenakan sabun cuci piring mengandung detergen kuat dan bahan kimia keras yang menghilangkan minyak alami kulit.

"Ini kulit lho, organ tubuh kamu, bukan kayak piring. Kalau kulit kamu sekali saja (pakai sabun cuci piring), kulit bisa terasa kering dan terbakar. Jangka panjang malah jadi iritasi bukan sehat," jelas dr. Giovani.

Skin barrier atau lapisan pelindung kulit berfungsi untuk menjaga kelembapan alami dan melindungi dari polusi serta bakteri. Penggunaan sabun cuci piring yang mengandung Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dalam kadar tinggi dapat merusak skin barrier, menyebabkan kulit lebih rentan terhadap iritasi dan peradangan.

"Sabun cuci piring kamu pakai dikit saja, busanya banyak. Artinya sulfatnya pun banyak, kuat banget. Bisa merusak skin barrier, ujung-ujungnya kulit terbakar iritasi, jerawatan, kusam," tambahnya.

Sabun cuci piring memang mampu mengangkat minyak secara agresif, tetapi justru bisa memicu produksi minyak berlebih sebagai reaksi alami kulit yang kehilangan kelembapan. Hal ini bisa menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif, iritasi, dan rentan berjerawat.

"Iya setelah kamu cuci muka, kulit bakal keset, kamu merasa bersih banget, soalnya yang dibersihin sampai kulit kamu rusak. Aku enggak sarankan kamu untuk coba. Bahkan untuk mencoba pun jangan, terutama buat kamu kulit kering cari face wash yang busanya enggak ada," pungkasnya.

Untuk menjaga kesehatan kulit wajah, penting untuk memilih produk pembersih yang dirancang khusus untuk kulit. Berbeda dengan sabun cuci piring diformulasikan untuk membersihkan peralatan makan, bukan untuk kulit manusia.

Pemakaiannya dapat menyebabkan kulit kering, rusak, iritasi, hingga berjerawat dalam jangka panjang.

"Sabun cuci piring kamu pakai dikit saja, busanya banyak. Artinya sulfatnya pun banyak kuat banget. Bisa merusak skin barrier, ujung-ujungnya kulit terbakar iritasi, jerawatan, kusam." imbuhnya.