Tradisi Belanja Baju Lebaran Berakar di Banten pada Abad ke-15
Ilustrasi foto (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi seolah tak menjadi halangan bagi masyarakat untuk mendapatkan baju baru Lebaran. Tingginya hasrat untuk memperoleh sepasang dua pasang baju Lebaran menggambarkan betapa kuatnya tradisi itu. Hal itu tak lepas dari memori kolektif sejarah tradisi membeli baju baru yang sudah mengakar sejak abad ke-15 di Banten.

Beberapa hari yang lalu, video ramainya kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, viral. Dalam video itu terlihat jelas antrean motor menimbulkan kemacetan di sepanjang jalan pasar. Mayoritas mereka berbelanja untuk kebutuhan Idulfitri termasuk baju lebaran.

Aparat setempat yang diwawancara Detik mengaku pasarah dengan kondisi tersebut. Warga sebenarnya merasa takut dengan adanya virus corona baru, namun hasrat untuk membeli baju lebaran mengalahkan rasa takut mereka.

"Mereka sebenarnya takut loh sama corona. Saya tanya (seorang) ibu (apakah) takut sama corona. ‘Takut sih, Pak,’ katanya. ‘Tapi kan gimana lagi, anak saya kan belum beli baju Lebaran,'” kata Kepala Satpol PP Kota Bogor Agustiansyah.

Kejadian serupa juga terjadi di Ciamis, Jawa Barat. Tepatnya di Pasar Manis. Di tengah PSBB, pasar itu dipadati pengunjung pada Senin kemarin. Tidak ada jarak antarpengunjung. Selain itu juga banyak para pedagang yang tidak menggunakan masker. 

“Kalau menjelang lebaran pasti ramai. Kalau sekarang sih tidak begitu ramai dibanding tahun lalu. Mungkin karena ada wabah. Tapi dibanding beberapa hari sebelumya sekarang ramai. Yang datang itu beli baju Lebaran, kebanyakan buat anak,” kata Cicih, salah seorang pedagang, kepada Detik.

Beralih ke daerah lain, keramaian seperti itu juga nekat terjadi di pusat perbelanjaan di Ciledug. Beberapa hari yang lalu video kepadatan Mal CBD Ciledug, Tangerang viral di internet. Mayoritas mereka menyerbu mal itu tak lain adalah untuk membeli pakaian lebaran.

Tradisi beli baju lebaran

Masyarakat memang punya memori kolektif yang panjang terkait tradisi membeli barang baru atau baju baru menjelang Lebaran. Marwati Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam buunya "Sejarah Nasional Indonesia" mencatat, tradisi membeli barang baru bahkan sudah dimulai sejak 1596 di Banten. 

Abad itu, Banten berada dalam naungan Kesultanan Banten yang merupaka Kerajaan Islam. Agama dan kebudayaan Islam menjadi ruh masyarakat Banten.

Sementara itu menjelang Lebaran, mayoritas penduduk Banten sibuk mempersiapkan baju baru. Tapi pada saat itu masih sedikit masyarakat yang membeli baju baru, kebanyakan hanya berasal dari kalangan kerajaan. Sedangkan mayoritas masyarakat biasa, hanya menjahit baju sendiri untuk dipakai di Hari Raya. 

Hingga hari ini tradisi membeli baju baru masih menjadi ritual rutin umat muslim menjelang Lebaran. Bahkan melihat banyaknya orang yang nekat berbelanja kala pandemi bisa saja menandakan bahwa tradisi ini semakin menguat dan mengakar.