JAKARTA - Elton John begitu kecewa dengan pemerintah Inggris yang meneruskan rencana untuk mengizinkan perusahaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menggunakan konten artis tanpa membayar.
Musisi 78 tahun itu menggambarkan pemerintah sebagai “pecundang mutlak” dan merasa dirinya telah dikhianati atas rencana membebaskan perusahaan teknologi dari Undang-Undang Hak Cipta.
Adapun, pemerintah Inggris telah menolak usulan dari majelis tinggi dalam Parlemen Inggris Raya (House of Lords) yang memaksa perusahaan AI mengungkap materi apa yang digunakan untuk mengembangkan program mereka.
Seperti diketahui, program AI generatif menambang atau belajar dari sejumlah besar data seperti teks, gambar, atau musik daring – untuk menghasilkan konten baru yang terasa seperti dibuat oleh manusia.
Terkait hal itu, Elton John menyebut program AI generatif begitu berbahaya bagi hak-hak para kreator, terutama seniman muda.
“Bahayanya adalah, bagi seniman muda, mereka tidak punya sumber daya.. untuk melawan (perusahaan) teknologi besar,” kata Elton John, dikutip BBC, Selasa, 20 Mei.
"Itu kriminal, karena saya merasa sangat dikhianati," tambahnya. "House of Lords melakukan pemungutan suara, dan hasilnya lebih dari dua banding satu mendukung kami. Pemerintah hanya melihatnya seolah berkata, 'Hmm, orang tua.. sepertinya saya mampu membelinya.'"
BACA JUGA:
Lebih lanjut, pelantun “Your Song” itu memperingatkan bahwa pemerintah Inggris sedang dalam proses "merampas warisan dan pendapatan kaum muda" jika membebaskan perusahaan teknologi dari Undang-Undang Hak Cipta.
Ia mengatakan, “Pemerintah hanya menjadi pecundang, dan saya sangat marah karenanya.”
Dia juga berharap Perdana Menteri Sir Keir Starmer mampu bersikap bijak atas masalah ini, seraya menggambarkan Menteri Teknologi Peter Kyle sebagai orang yang "sedikit tolol".
Dan jika pemerintah Inggris tidak mengubah rencananya, John juga menyatakan kesiapannya untuk membawa menteri ke pengadilan.
“Kami akan melawannya sampai tuntas,” pungasnya.