Pemerintah Harus Berupaya Tarik Wisman Selain dari China
Gunung Bromo. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada tahun 2019 tercatat 16,11 juta. Angka tersebut tak mencapai target pemerintah yang dipatok 18 juta kunjungan.

Pengamat pariwisata dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung Haryadi Darmawan mengatakan, hal tersebut dipengaruhi beberapa hal. Menurutnya, pariwisata sangat rentan terhadap kondisi politik, ekonomi maupun bencana alam.

"Pada tahun 2019 hal yang paling berpengaruh dapat disebabkannya dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden 2019, dikarenakan pada umumnya kondisi politik akan memberikan penundaan kepada motivasi wisatawan mancanegara," ujar Haryadi kepada VOI, Selasa 4 Februari.

Ia menambahkan, hal lain yang mempengaruhi adalah terkait dengan bencana alam di Lombok yang lokasinya berdekatan dengan Bali sebagai destinasi utama di Indonesia.

"Faktor lainnya yakni tingkat persaingan pada negara-negara lainnya di wilayah Asia Tenggara yang menawarkan daya tarik wisata dengan harga yang lebih kompetitif seperti di Thailand dan Vietnam.

Ia pun khawatir pada tahun ini jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bakal kembali berkurang. Pasalnya, faktor mewabahnya virus corona jelas akan mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan terutama dari China. "Menurunnya aktivitas wisata di Bali sudah terasa akibat virus corona," tuturnya.

Wisatawan asal China merupakan yang terbanyak ketiga mengunjungi Indonesia di tahun lalu. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), wisman asal China berjumlah 2,07 juta kunjungan atau 12,86 persen dari total kunjungan wisman ke Tanah Air di tahun 2019.

Menurutnya, yang penting saat ini adalah pemerintah harus fokus untuk menarik wisatawan dari negara lain selain China guna mendapatkan quality tourist. "Perlu disampaikan informasi secara terbuka dan jujur bahwa Indonesia terbebas dari virus corona dan kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh Indonesia dalam mempersiapkan destinasi pariwisatanya untuk lebih siap dalam menerima kunjungan wisatawan yang berkualitas," paparnya

Sebagai informasi, BPS mencatat kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 16,11 juta sepanjang 2019. Angka tersebut meleset dari target Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebanyak 18 juta kunjungan. Angka 18 juta kunjungan itu merupakan revisi dari target sebelumnya sebesar 20 juta wisman.

"Kalau dibandingkan pada 2018 terjadi kenaikan tipis sebesar 1,82 persen yakni dari 15,81 juta kunjungan, sehingga kita masih punya pekerjaan rumah untuk meningkatkan terus kedatangan wisman ke Indonesia," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin 3 Februari.

Jumlah kunjungan wisman ini terdiri atas wisman yang berkunjung melalui pintu masuk bandar udara sebanyak 9,83 juta kunjungan, pintu masuk pelabuhan laut sebanyak 4,16 juta kunjungan, dan pintu masuk jalan darat sebanyak 2,11 juta kunjungan.

Adapun selama 2019, wisman yang datang dari wilayah Amerika memiliki persentase kenaikan paling tinggi, yaitu sebesar 14,16 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan, kunjungan wisman dari wilayah Asia selain ASEAN memiliki persentase penurunan paling besar, yaitu sebesar 10,3 persen.

Sementara menurut kebangsaan, kunjungan wisman yang datang ke Indonesia selama 2019 paling banyak berasal dari Malaysia sebanyak 2,98 juta kunjungan (18,51 persen), diikuti Tiongkok 2,07 juta kunjungan (12,86 persen), Singapura 1,93 juta kunjungan (12,01 persen), Australia 1,39 juta kunjungan (8,61 persen), dan Timor Leste 1,18 ribu kunjungan (7,32 persen).