Tsunami Akibat Letusan Gunung Berapi di Samudera Pasifik Jarang Terjadi, Keanehan Muncul di Tonga
Letusan gunung berapi yang menyebabkan tsunami di Tonga. (foto: twitter)

Bagikan:

JAKARTA – Bencana tsunami yang melanda Tonga, pada Sabtu, 15 Januari,  diyakini adalah akibat aktivitas gunung berapi di bawah laut.  Negara kepulauan di kawasan Samudera Pasifik, mengalami bencana dahsyat yang sebelumnya tak pernah mereka rasakan.

Gelombang air laut raksasa yang dipicu oleh gunung berapi ini juga membanjiri Nuku'alofa, halaman Istana, tepi laut, dan jalan utama. Sebelum meletus, gunung api bawah laut itu juga sempat memuntahkan abu, uap, dan gas yang menyembur hingga 17 kilometer ke udara. Abu vulkanik dilaporkan mencapai Nuku'alofa, ibu kota Tonga.

Namun hal ini sebenarnya sangat jarang terjadi. Bahkan seorang ahli geologi melihat keanehan pada fenomena alam letusan Gunung Api bawah laut di Tonga.

Profesor David Tappin, Ahli Geologi mengaku kaget dengan letusan gunung api bawah laut Tonga. Sepanjang 40 tahun ia mempelajari tsunami di kawasan Pasifik, Tappin belum pernah melihat letusan gunung api bawah laut di lokasi tersebut.

Menurut Tappin, sebenarnya tsunami memang kerap terjadi di kawasan Samudra Pasifik. Misalnya di Jepang yang sering kali mengalaminya. Namun tsunami yang terjadi jarang dipicu oleh letusan gunung berapi.

"Padahal Tonga dan daerah Pasifik itu, kita tahu ada tsunami di kawasan Samudra Pasifik, belum ada peristiwa dari letusan gunung berapi dan letusan eksplosif sebelumnya. Jadi, ini adalah kejutan besar," kara Tappin dikutip dari AFP, Sabtu, 15 Januari.

Berdasarkan catatan sejarah, gunung api bawah laut Tonga yang bernama Hunga Tonga-Hunga Ha'apai telah aktif sejak 1912, namun selama ini letusannya cukup tenang. Gunung ini juga disebut terakhir kali aktif pada 2014 lalu.

Pada Desember 2021 aktivitas gunung api bawah laut itu sempat meningkat, dan akhirnya terjadi erupsi pertama kali pada Jumat 14 Januari.

"Tapi, apa yang kami alami di sini, sudah menggelegak sejak akhir tahun lalu, dan sekitar jam 5 tadi malam, Sabtu, ada letusan besar yang luar biasa ditangkap pada citra satelit," ujar Tappin.

Ia mengungkap, sebelumnya kejadian serupa pernah terjadi di Indonesia pada 1882. Saat itu tsunami terjadi dipicu meletusnya Gunung Krakatau yang menewaskan hingga 36 ribu korban jiwa.