Presiden Space X Bela Elon Musk tentang Pelecehan Seksual, Shotwell: Tuduhan Itu Salah
Presiden SpaceX, Gwynne Shotwell, tak percaya Elon Musk lakukan pelecehan seksual. (foto; dok. twitter)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden SpaceX, Gwynne Shotwell, mengirim email ke seluruh perusahaan media pekan lalu menanggapi laporan tuduhan kekerasan seksual terhadap CEO Elon Musk. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak percaya tuduhan itu benar.

Email tersebut, pertama kali dilaporkan oleh CNBC dan ditinjau pula oleh The Verge. Ia juga menegaskan kembali bahwa SpaceX memiliki kebijakan "toleransi NOL" untuk pelecehan.

“Secara pribadi, saya percaya tuduhan itu salah; bukan karena saya bekerja untuk Elon, tetapi karena saya telah bekerja sama dengannya selama 20 tahun dan tidak pernah melihat atau mendengar apa pun yang menyerupai tuduhan ini,” tulis Shotwell dalam emailnya. "Siapa pun yang mengenal Elon seperti saya, pasti tahu dia tidak akan pernah melakukan atau memaafkan dugaan perilaku tidak pantas ini."

Pekan lalu, Business Insider menerbitkan laporan yang menuduh bahwa SpaceX telah membayar mantan pramugari perusahaan 250.000 dolar AS (Rp 3,6 miliar) setelah dia menuduh Musk mengekspos dirinya sendiri dan “melamarnya” sambil memijatnya.

Musk sejak itu membantah tuduhan itu, meskipun dia mengatakan kepada Insider bahwa ada "lebih banyak lagi dari cerita ini" sambil juga menyebut artikel itu sebagai "hit piece bermotivasi politik."

"Jika saya cenderung terlibat dalam pelecehan seksual, ini tidak mungkin menjadi yang pertama terungkap dalam 30 tahun karir saya," kata Musk kepada Business Insider.

Dalam emailnya kepada karyawan perusahaan, berjudul "Kisah berita terbaru," Shotwell berpendapat bahwa "setiap tuduhan pelecehan ditanggapi dengan sangat serius, terlepas dari siapa yang terlibat" dan bahwa divisi SDM SpaceX menyelidiki semua klaim yang diterimanya.

Dia tidak menyebutkan dugaan pembayaran  250.000dolar AS. “Untuk alasan privasi, saya tidak akan pernah mengomentari masalah hukum apa pun yang melibatkan masalah ketenagakerjaan,” tulis Shotwell.