Latitude Jadi Korban Serangan Siber, Layanan Platform Dinonaktifkan dan Data 330.000 Pelanggan Tercuri
Ilustrasi pendurian data dari serangan siber. (foto: dok. pexels)

Bagikan:

JAKARFTA - Perusahaan fintech Australia, Latitude Group Holdings Ltd, mengumumkan bahwa platformnya telah dimatikan sementara karena serangan siber yang terdeteksi pada minggu lalu masih aktif.

Latitude menyebutkan bahwa serangan tersebut tampak "terorganisir dengan baik" dan akan menghidupkan kembali layanan secara bertahap dalam beberapa hari ke depan. Latitude menyediakan layanan keuangan konsumen kepada beberapa toko ritel di Australia, termasuk Harvey Norman  dan JB Hi-Fi.

Pada minggu lalu, perusahaan ini mengatakan bahwa informasi pribadi dari sekitar 330.000 pelanggan dan pendaftar, terutama salinan atau nomor izin mengemudi, telah dicuri dalam serangan tersebut.

Beberapa perusahaan Australia telah melaporkan serangan siber dalam beberapa bulan terakhir, dan para ahli mengatakan bahwa ini disebabkan oleh kurangnya tenaga ahli dalam industri keamanan siber di negara tersebut.

Latitude mengatakan bahwa Australian Federal Police dan Australian Cyber Security Centre sedang menyelidiki serangan tersebut. Saham Latitude tidak diperdagangkan sejak 15 Maret, sehari sebelum perusahaan pertama kali mengungkapkan serangan siber tersebut.

Latitude Group Holdings sendiri adalah sebuah perusahaan fintech yang berbasis di Australia yang menyediakan layanan keuangan konsumen seperti kartu kredit, pinjaman pribadi, dan pembayaran ritel.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 2015 dan berkantor pusat di Sydney, Australia. Latitude bergerak di bisnis keuangan dan memiliki kemitraan dengan beberapa toko ritel terkenal di Australia, termasuk Harvey Norman dan JB Hi-Fi.