Hypernet Technologies Tekankan Pentingnya Keamanan Siber di Indonesia
Acara Year-End Media Briefing Hypernet Technologies (foto: Rana/VOI)

Bagikan:

 

JAKARTA – Hypernet Technologies, perusahaan Managed Service Provider (MSP), mengatakan bahwa mereka akan fokus dengan masalah dan penanganan keamanan siber mulai tahun depan.

Hypernet menyadari bahwa digitalisasi membawa satu tantangan penting, yaitu masalah siber. Menurut mereka, Indonesia belum begitu siap dengan digitalisasi saat ini karena tingkat keamanannya yang masih sangat rendah.

Dalam acara Year-End Hypernet Technologies, Director of Digital Economy, Celios Nailul Huda mengatakan bahwa keamanan siber di Indonesia masih menjadi masalah utama, terlihat dari banyaknya berita mengenai kebocoran data sepanjang tahun ini.

“Indonesia berada di bawah Malaysia, Singapore, dan Thailand. Kita sama dengan Philipine. Indonesia merupakan negara yang masih relatif under capacity di (bagian) cyber security untuk negara security,” jelas Nailul.

Keamanan digital yang masih lemah ini membuat Hypernet semakin sadar dengan urgensinya. Meski Hypernet sudah berusaha menjaga keamanan pelanggan, mereka berencana lebih memperkuat di tahun depan.

“Dari data setiap tahun, pasti jumlah case selalu bertambah. Kami di Hypernet sudah aware dan sangat paham mengenai risiko-risiko ini. Itulah salah satu fokus produk tahun depan itu mengenai cyber security,” kata Chief Operating Officer (COO) Hypernet Sudino Oei.

Komitmen Hypernet dalam menjaga keamanan pelanggan terlihat dari salah satu produk mereka. Sudino mengatakan bahwa mereka tidak hanya menjual produk berupa perangkat firewall, sekuriti, atau antivirus biasa. Mereka juga akan mendeteksi tanda-tanda siber.

Hypernet akan membangun dan membuat tim Security Opening System (SOS) untuk memonitor seluruh perangkat firewall atau server pelanggan. Tim ini akan memantau dengan sistem protect, deteksi, dan recover.

“Kita melakukan protect dari sisi teknologi dan sebagainya. Setelah protect, kita melakukan deteksi. Kita monitor seluruh perangkat atau environment yang ada di pelanggan. Saat kita mendeteksi ada anomali, kita akan melakukan respons. Lalu yang terakhir kita melakukan recover jika terjadi data breach,” jelas Sudino.