Marathon Digital Bidik Afrika sebagai Lokasi Tambang Bitcoin Baru
Perusahaan penambangan Bitcoin, Marathon Digital ekspansi ke Afrika. (Foto; Dok. Techpark)

Bagikan:

JAKARTA - Marathon Digital, salah satu perusahaan pertambangan bitcoin terbesar di dunia, berencana untuk mengembangkan bisnisnya ke benua Afrika. Perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) ini melihat potensi besar dari sumber daya energi yang tersedia di beberapa negara di Afrika, termasuk Ethiopia.

Menurut Charlie Schumacher, wakil presiden komunikasi perusahaan Marathon Digital, Afrika memiliki banyak sumber daya energi yang tidak terpakai atau tidak dimanfaatkan secara optimal. Hal ini bisa menjadi peluang bagi perusahaan untuk menempatkan penambang bitcoin di sana dan meningkatkan profitabilitas sumber daya energi tersebut.

"Kami percaya bahwa pertambangan bitcoin adalah salah satu solusi teknologi untuk sektor energi, dan Afrika mungkin menjadi tempat yang tepat untuk membuktikan teori ini," kata Schumacher dikutip Blockworks pada Kamis 8 Februari lalu.

Schumacher menambahkan, dengan menjadi pelanggan pertama untuk proyek-proyek pembangkit listrik baru di Afrika, perusahaan bisa mendorong pembangunan lebih banyak pasokan energi di benua tersebut. Hal ini juga bisa membantu memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat lokal yang masih mengalami kesulitan akses listrik.

Marathon Digital merupakan salah satu pemain besar di industri pertambangan bitcoin. Perusahaan ini memiliki operasi di AS, Uni Emirat Arab, dan Paraguay. Pada bulan Januari 2024, perusahaan ini mencatatkan hash rate sebesar 26,4 exahashes per detik (EH/s), meningkat 7% dibandingkan bulan sebelumnya.

Hash rate adalah ukuran dari kekuatan komputasi yang digunakan untuk menambang bitcoin. Semakin tinggi hash rate, semakin besar kemungkinan untuk menemukan blok baru dan mendapatkan hadiah bitcoin.

Pada bulan April 2024, hadiah per blok untuk penambang bitcoin akan dipotong separuhnya dari 6,25 bitcoin menjadi 3,125 bitcoin. Hal ini disebut sebagai halving, sebuah acara yang terjadi setiap empat tahun sekali untuk mengontrol jumlah bitcoin yang beredar.

SEE ALSO:


- https://voi.id/teknologi/351670/jack-dorsey-dan-pengembang-inti-bitcoin-bahas-masalah-penambangan-btc

- https://voi.id/teknologi/351723/swan-bitcoin-lebarkan-lini-ke-bisnis-pertambangan-bitcoin-siapkan-kapasitas-8-exahash

- https://voi.id/teknologi/352698/okx-hentikan-layanan-mining-pool-okb-anjlok-50-gegara-flash-crash

SEE ALSO:


Untuk mengantisipasi halving, Marathon Digital berusaha mengurangi biaya operasionalnya dengan mencari lokasi tambang yang memiliki energi murah dan iklim yang mendukung. Salah satu lokasi yang sedang dipertimbangkan adalah Ethiopia, yang telah menarik banyak perusahaan pertambangan bitcoin dari China.

Pemerintah China sendiri telah melarang kegiatan pertambangan bitcoin sejak tahun 2021, menyebabkan banyak penambang harus mencari tempat baru untuk melanjutkan operasinya. Ethiopia menawarkan energi yang murah dan berkelanjutan, serta iklim yang sejuk yang bisa mengurangi biaya pendinginan peralatan.

Namun, tidak semua perusahaan pertambangan bitcoin tertarik untuk berekspansi ke luar AS. Beberapa pesaing Marathon Digital, seperti Core Scientific, Riot Platforms, dan CleanSpark, lebih memilih untuk memperluas operasi mereka di dalam negeri.

Menurut perwakilan Core Scientific, perusahaan tetap mengevaluasi peluang pertumbuhan di dalam dan luar AS, namun menganggap bahwa kerangka regulasi yang konsisten dan mendukung sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang pertambangan bitcoin.