Kolaborasi Pertama Prancis-China di Luar Bumi dengan Misi Chang'e-6, Apa Tujuannya?
Kepala proyek "Detection of Outgassing RadoN" (DORN) dari Institut De Recherche en Astrophysique et Planetologie (IRAP) Prancis Pierre-Yves Meslin di Haiko, provinsi Hainan, China pada Jumat (3/5). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Bagikan:

JAKARTA - Inilah kerja sama pertama yang terjadi antara China dan Prancis dalam pengiriman instrumen keluar bumi melalui misi Chang'e-6.

"Dalam arti eksplorasi luar angkasa yaitu di luar orbit bumi, ya ini adalah pertama kalinya Prancis menyediakan instrumen untuk misi dari China, memang sebelumnya kami memiliki kolaborasi ilmiah namun tidak pernah melakukan misi bersama sebelumnya, jadi ini kali pertama untuk kerja sama pengiriman perangkat keras keluar orbit bumi," kata kepala proyek "Detection of Outgassing RadoN" (DORN) dari Institut De Recherche en Astrophysique et Planetologie (IRAP) Prancis Pierre-Yves Meslin di Haiko, provinsi Hainan, China pada Jumat, 3 Mei.

Mengutip ANTARA, Sabtu, 4 mei, DORN adalah instrumen pendeteksi isotop radon di permukaan bulan yang dibawa wahana antariksa Chang'e-6 dengan misi eksplorasi sisi jauh bulan.

Chang'e-6 milik Badan Antariksa Nasional China (CNSA) diluncurkan dari Wenchang Space Launch Site, pada Jumat (3/5) pukul 17.27 waktu setempat dengan menggunakan roket pembawa Long March-5 Yao-8.

"Instrumen ini telah kami kembangkan selama empat tahun terakhir sebagai instrumen untuk mengukur gas radioaktif yang bernama radon yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi atmosfer tipis yang mengelilingi bulan," tambah Meslin.

Kegunaan lain instrumen itu menurut Meslin adalah untuk mengetahui bagaimana gas berpindah dari sisi tengah bulan ke kutubnya.

"Di kutub bulan ada semacam es beku yang kita belum tahu bagaimana akhirnya unsur air dapat berkumpul di bagian kutub bulan itu, jadi gas radon berguna untuk mengetahui permukaan bulan dan bagaimana partikel-partikel bermigrasi di permukaan bulan dan juga bisa memahami debu isotop di bulan," ungkap Meslin.

Meslin menyebut sebelumnya Prancis punya kolaborasi lain dengan China di bidang oseanografi dan aplikasi medis di stasiun antariksa China maupun astrofisika.

"Namun dalam hal pengiriman perangkat keras ini pertama kalinya," kata Melsin.

Ia juga mengaku terkesan dengan kerja cepat China dalam bidang antariksa khususnya penjelajahan bulan.

"Sangat mengesankan bagi kami bahwa mereka bisa melakukan hal itu dan sebenarnya itu masih menjadi sebuah misteri bagi kami bagaimana China mampu mengembangkan program yang begitu ambisius dan sukses dalam waktu yang singkat tanpa kegagalan apa pun, jadi ya, kami terkesan dengan kemajuan yang sangat cepat ini," ungkap Meslin.

Selain Prancis, Badan Antariksa Nasional China juga menggandeng Badan Antariksa Eropa (European Space Agency atau ESA) untuk instrumen Negatif Ions at the Lunar Surface" (NILS) yaitu instrumen yang berguna untuk mengukur ion negatif yang dikeluarkan dari permukaan bulan akibat angin matahari sehingga dapat mengukur kadar oksigen, hidrogen dan karakter lain di bulan.

Masih ada juga kerja sama dengan Badan Fisika Nuklir Italia (National Institute for Nuclear Physics atau INFN) untuk menyediakan reflektor laser saat pendaratan (Instrument for landing - Roving laser Retroreflector Investigations) serta satelit kecil dari Badan Antariksa Pakistan bernama ICUBE-Q Cubesat yang membawa kamera optik ganda untuk memotret permukaan bulan.

Misi Chang'e-6 akan melakukan pendaratan di sisi jauh bulan (sisi yang tidak terlihat dari bumi) di lokasi yang disebut South Pole Aitken Basin yaitu cekungan berdiameter sekitar 2.400 kilometer dan menjadi cekungan tertua sekaligus terbesar yang diketahui manusia di bulan.

Karena lokasi pendaratan akan dilakukan di sisi jauh bulan, tidak dimungkinkan untuk berkomunikasi langsung dengan stasiun darat di bumi, sehingga dukungan komunikasi relai diberikan dari satelit Queqiao-2.

Misi Chang'e-6 terdiri dari wahana pengorbit (orbiter), wahana pendarat (lander), wahana penjelajah (ascender) dan wahana untuk kembali ke bumi (reentry module). Chang'e-6 juga dilengkapi dengan kamera pendaratan, kamera panorama, penganalisis spektrum mineral, detektor struktur tanah bulan dan sistem tampilan bendera nasional.

Total waktu pelaksanaan misi Chang'e-6 adalah selama 53 hari dengan durasi pengambilan sampel di sisi jauh bulan "hanyalah" 14 jam karena keterbatasan waktu komunikasi radio di sisi jauh bulan.