Bagikan:

JAKARTA – Lubang hitam merupakan objek yang paling mematikan di ruang angkasa. Objek astronomi apa pun yang mendekat akan hancur karena hisapan gravitasi yang sangat kuat, termasuk manusia.

Jika dibandingkan dengan ukuran planet, tentu saja manusia akan mati dengan mudah. Namun, bagaimana jika manusia berhadapan dengan lubang hitam yang berukuran kecil? Para ilmuwan tampaknya tertarik untuk mendapatkan jawaban ilmiah.

Dalam makalah yang dipublikasikan di arXiv, mengutip dari Sciencealert, para ilmuwan mengawali penelitiannya dengan mengamati data lubang hitam purba. Di masa pembentukan awal, lubang hitam akan berukuran jauh lebih kecil karena belum bermassa bintang. 

Pada penelitian ini, para ilmuwan fokus pada dua efek yang mungkin terjadi saat manusia berhadapan dengan lubang hitam bermassa asteroid dengan ukuran kurang dari satu mikrometer. Kedua efek tersebut adalah gaya pasang surut dan gelombang kejut. 

Jika lubang hitam tersebut melewati bagian tengah tubuh, ilmuwan menyimpulkan bahwa manusia akan mengalami sejumlah kerusakan yang tidak fatal. Sederhananya, lubang hitam ini akan terasa seperti jarum yang menembus bagian tubuh.

Namun, berbeda jika lubang hitamnya melewati bagian kepala. Gaya pasang surut dapat menghancurkan sel-sel otak sehingga dampaknya jauh lebih serius. Hal ini terjadi karena sel otak sangat rapuh. 

Meski kesannya cukup berbahaya, efek gelombang kejut justru lebih ekstrem dari yang dibayangkan manusia. Jika lubang hitam dengan ukuran yang sama memasuki tubuh manusia, gelombang padat yang beriak akan masuk dan merusak sel fisik. 

Gelombang kejut juga akan mentransfer energi panas yang dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Sekecil apa pun ukurannya, objek astronomi 'pemakan' segalanya ini akan tetap membunuh manusia.