Bagikan:

JAKARTA - Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini menjadi penggerak utama layanan kesehatan di Asia Tenggara. Namun, masih banyak tantangan yang perlu dihadapi mulai dari infrastruktur, keterbatasan akses, dan kebutuhan yang semakin kompleks. 

Untuk menjawab tantangan ini, IBM bekerja sama dengan mitra regional dalam menghadirkan solusi berbasis AI yang tidak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga dirancang untuk menjawab tantangan nyata. 

“Adopsi AI dalam sektor kesehatan bukan sekadar upgrade teknologi, melainkan bagian dari upaya nyata untuk memperluas akses terhadap layanan yang lebih berkualitas dan merata di seluruh Indonesia,” kata Presiden Direktur IBM Indonesia, Roy Kosasih dalam pernyataannya. 

Contohnya di Indonesia, Holi Pharma dan ETHICA bekerja sama dengan IBM dan SAP dalam menerapkan sistem ERP berbasis cloud, untuk mempercepat produksi, meningkatkan visibilitas operasional, dan menjamin keandalan distribusi obat.

Kemudian di Thailand, IBM bekerja sama dengan RS Siriraj Piyamaharajkarun, dalam menghadirkan sistem patologi digital berbasis AI yang mempercepat diagnosis kanker dan meningkatkan akurasi. 

Karena AI merupakan teknologi baru yang memerlukan landasan etika yang kuat, IBM menekankan pentingnya prinsip transparansi, keadilan, dan pengawasan manusia agar inovasi tetap berfokus pada kepentingan pasien. 

“Kami percaya bahwa kolaborasi lintas sektor dan pendekatan etis akan mempercepat terciptanya sistem kesehatan yang lebih tangguh dan inklusif,” tambah Roy. 

Karena menurutnya, ketika solusi seperti sistem resep cerdas atau telemedicine berbasis AI mulai digunakan secara luas, maka akan ada potensi besar untuk membangun sistem kesehatan yang lebih responsif, efisien, dan berpusat pada pasien.