Lithuania Rekomendasikan Warganya Buang Ponsel Produk China, Ini Alasannya
Xiaomi dan ponsel produk China lainnya sudah ditanam sensor bawaan kata-kata tertentu. (foto; dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Lithuania merekomendasikan agar konsumen menghindari membeli ponsel China dan menyarankan kepada warga yang memilikinya untuk segara membuangnya. Saran ini muncul  setelah laporan pemerintah menemukan bahwa perangkat tersebut memiliki kemampuan sensor bawaan.

Ponsel andalan yang dijual di Eropa oleh raksasa ponsel pintar China Xiaomi Corp memiliki kemampuan bawaan untuk mendeteksi dan menyensor istilah seperti "Bebaskan Tibet", "Hidup kemerdekaan Taiwan" atau "gerakan demokrasi". Kata-kata dan kalimat yang sudah disensor itu diungkapkan oleh badan keamanan siber negara Lithuania pada Selasa, 21 September.

Menurut Pusat Keamanan Siber Nasional Kementerian Pertahanan Lithuania dalam laporannya, kemampuan “sensor” perangkat lunak ponsel Xiaomi Mi 10T 5G sebenarnya telah dimatikan untuk "wilayah Uni Eropa", tetapi dapat dihidupkan dari jarak jauh kapan saja,

"Rekomendasi kami adalah untuk tidak membeli ponsel China yang baru, dan membuang ponsel yang sudah dibeli secepat mungkin," kata Wakil Menteri Pertahanan Margiris Abukevicius kepada wartawan saat memperkenalkan laporan tersebut. Sementara Xiaomi tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.

Hubungan antara Lithuania dan China telah memburuk baru-baru ini. China bulan lalu menuntut agar Lithuania menarik duta besarnya dari Beijing. Sementara China juga  mengatakan akan menarik utusannya di Vilnius.

Hal ini mereka lakukan setelah Taiwan mengumumkan adanya misinya diplomatik di Lithuania. Mereka juga akan membuat Kantor Perwakilan Taiwan.  Misi Taiwan di Eropa dan Amerika Serikat menggunakan nama kota Taipei, menghindari referensi ke nama pulau itu sendiri, yang hingga kini masih diklaim China sebagai wilayahnya sendiri.

Penasihat keamanan nasional Presiden AS Joe Biden, Jake Sullivan, berbicara dengan Perdana Menteri Lithuania, Ingrida Simonyte, pekan lalu dan menekankan dukungan untuk negaranya dalam menghadapi tekanan dari China.

Laporan National Cyber ​​Centre juga mengatakan ponsel Xiaomi mengirim data penggunaan ponsel terenkripsi ke server di Singapura. Cacat keamanan juga ditemukan di ponsel P40 5G oleh Huawei China tetapi tidak ada yang ditemukan di ponsel pembuat China lainnya, OnePlus, katanya.

Sementara perwakilan Huawei di Baltik mengatakan kepada kantor berita BNS bahwa teleponnya tidak mengirim data pengguna secara eksternal.

Laporan itu mengatakan daftar istilah yang dapat disensor oleh aplikasi sistem telepon Xiaomi, termasuk browser internet default, saat ini mencakup 449 istilah dalam bahasa Cina dan terus diperbarui.

"Ini penting tidak hanya untuk Lithuania tetapi untuk semua negara yang menggunakan peralatan Xiaomi," kata sumber di Pusat Keamanan Siber Nasional Kementerian Pertahanan Lithuania dalam laporan tersebut.