Kebijakan Privasi Apple Gerus Pendapatan Media Sosial Hampir Rp142 Triliun
Apple memperbaiki privasi pengguna yang justru merugikan perusahaan aplikasi. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pada April lalu raksasa teknologi Apple telah meluncurkan App Tracking Transparency (ATT), namun kebijakan barunya itu berdampak sangat besar pada perusahaan media sosial.

Menurut laporan, Snapchat, Facebook, Twitter, dan YouTube kehilangan pendapatan sekitar 9,85 miliar dolar AS di paruh kedua tahun 2021, karena perubahan Apple pada praktik privasinya tersebut.

Pengenalan kebijakan ATT pada bulan April memberikan cara bagi pengguna untuk memilih antara dilacak di aplikasi dan saat menjelajah internet, atau mempertahankan privasi. Setengah tahun kemudian, tampaknya ATT mengurangi pendapatan perusahaan media sosial besar.

Menurut perusahaan teknologi periklanan Lotame, pendapatan empat raksasa media sosial itu turun 12 persen di kuartal ketiga dan keempat.

Dari empat perusahaan tersebut, Facebook mengalami penurunan paling besar secara keseluruhan karena sebagian bisnisnya di pasar periklanan, dengan kerugian yang diperkirakan lebih dari 8 miliar dolar AS. Tetapi, Snap bernasib terburuk sebagai persentase karena hanya berfokus pada smartphone, perusahaan tidak memiliki versi desktop.

Pendapatan yang berkurang merupakan kelanjutan dari temuan awal tak lama setelah pengenalan ATT. Pada bulan Juli, diperkirakan bahwa ATT telah menyebabkan penurunan pendapatan sebesar 15 persen hingga 20 persen bagi pengiklan di iOS.

Menurut COO Lotame, Mike Woosley, pengiklan melihat hasil yang berkurang saat beriklan ke pengguna iPhone, karena sebagian besar telah memilih keluar dari pelacakan untuk aplikasi sosial.

Hilangnya kemampuan pelacakan minat pengguna telah memaksa perusahaan untuk bekerja pada sistem periklanan mereka dalam menangani ide yang berpusat pada privasi. Menurut konsultan AdTech Eric Seufert, dibutuhkan waktu satu tahun untuk membuat alat dan kerangka kerja baru.

"Karena mereka perlu dikembangkan dari awal dan diuji secara ekstensif sebelum diterapkan ke sejumlah besar pengguna," ungkap Seufert kepada Financial Times, yang dikutip dari The Verge, Senin, 1 November.

Kebijakan baru Apple akan memaksa platform media sosial dan aplikasi lain untuk menjadi lebih kreatif dengan iklan mereka. Para perusahaan iklan juga harus mencari sumber pendapatan lain yang tidak melibatkan pelacakan pengguna di iOS.

Namun tidak diketahui pasti, apakah perusahaan periklanan akan berfokus pada perangkat Android saja atau tetap berinvestasi dalam bisnis periklanan Apple, yang diketahui hampir melanggar aturannya sendiri dengan mengumpulkan data pengguna secara diam-diam dengan cara yang sama seperti yang dilakukan aplikasi pihak ketiga.