Polbangtan Medan Tingkatkan Kapasitasi Petani dan Penyuluh di Sumatera Utara
Polbangtan Medan (ANTARA/HO)

分享:

MEDAN - Komite Nasional Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI merealisasikan Dana Aspirasi melalui Kementerian Pertanian RI, khususnya Polbangtan Medan, Sumatera Utara sebagai penyelenggara kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitasi Petani dan Penyuluh Angkatan-III di Aceh Timur, Senin [27/06] yang diikuti 100 peserta.

Wakil Ketua Komite Nasional II DPD RI, Abdullah Puteh mendorong petani Aceh Timur didampingi penyuluh mendirikan korporasi untuk mengembangkan produksi dari hulu ke hilir, sehingga produk pertanian menghasilkan nilai tambah bagi petani.

“Pertanian harus berubah dari skala kecil ke lebih luas. Petani-petani yang ada bergabung dan menanam 100 hektar ubi kayu, bisa mengajukan mesin pembuat tepung, untuk hasilkan tepung tapioka sebagai produk hilir," kata Abdullah Puteh

Hal itu sejalan dengan target Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian adalah subsektor ekonomi yang paling besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan di Indonesia, utamanya pengembangan dari hulu ke hilir.

Peningkatan lapangan kerja akibat SDM maju

"Jika pertanian bisa diatur dengan baik, akan berdampak signifikan pada peningkatan lapangan pekerjaan maupun dari segi pendapatan," ujar Mentan Syahrul.

Target serupa dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi bahwa pertanian itu prospektif, yang harus dikembangkan dari hulu ke hilir.

"Pertanian ini harus sampai hilir. Jangan hanya produksi. Mestinya petani padi ya jual nasi, artinya pertanian harus diolah dulu, jangan jual padi jual gabah, padinya diolah dulu di penggilingan lalu dikemas yang bagus," kata Dedi.

Yuliana Kansrini yang hadir dalam Bimtek ini memotivasi peserta, bahwa selama masih ada kehidupan di bumi, setiap manusia pasti membutuhkan pangan, maka perlu adanya inovasi teknologi yang mendukung kegiatan pertanian.

"Bertanam menggunakan varietas adaptif unggul agar menghasilkan produksi yg tinggi. Selain varietas, gunakan pula Alsintan untuk mempercepat proses teknis budidaya," kata Yuliana.

Dia mengimbau peserta Bimtek untuk mengajak petani Aceh Timur mengolah sukun yang banyak tumbuh di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam [NAD] tersebut agar diolah menjadi tepung, sebagai substitusi gandum yang selama ini kita impor.

Staf Ahli Bidang Keistimewaan dan Hubungan Kerja Sama, Aiyub mewakili Bupati Aceh Timur menyatakan petani dan penyuluh sangat antusias mengikuti Bimtek, untuk mendapatkan informasi inovasi teknologi pertanian.

“Dengan mengikuti Bimtek, petani dan penyuluh termotivasi untuk memajukan Aceh Timur sehingga dapat memperbaiki nasib petani," kata Aiyub.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Aceh Timur, Muslim menyatakan terimakasih karena telah memilih Aceh Timur untuk kegiatan Bimtek, untuk meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh.

"Saat ini ada empat petani milenial Aceh Timur yang sudah dilatih dilanjutkan program smart farming pada enam kecamatan," katanya.

Selain Polbangtan Medan, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!