Teknologi Facebook Terbaru, Akan Punya Robot yang Memiliki Sensor Taktil
Facebook buat robot yang mampu memiliki indera sentuhan. (foto; dok. screenrant)

Bagikan:

MEDAN - Baru-baru penginderaan taktil (sentuhan atau rabaan) adalah salah satu masalah yang belum dapat dipecahkan oleh industri robotika.

Namun Facebook sendiri bertujuan untuk memecahkan masalah ini dengan kulit sintetis tipis untuk mesin yang disebut ReSkin yang mereplikasi sentuhan tingkat manusia di dunia fisik.

Perusahaan Facebook diketahui telah mencoba-coba robot canggih yang digerakkan oleh AI untuk sementara waktu. Tahun lalu, Facebook membuka sumber karyanya pada DIGIT, sensor taktil kompak yang dirancang untuk dipasang pada tangan robot multi-jari.

Apa Itu Teknologi Penginderaan Taktil Facebook

Penginderaan taktil sangat penting untuk membantu bagian robot melakukan tindakan dengan tingkat kemahiran yang hampir sama dengan anggota tubuh manusia dan memecahkan masalah 'defisit sensorik'.

Reseptor alami di kulit memungkinkan manusia untuk merasakan atribut fisik seperti suhu, tekstur, berat, dan bahkan keadaan fisik suatu objek. Sementara bagian robot dapat dipersenjatai dengan pengetahuan audio-visual menggunakan model berbasis AI, kurangnya penginderaan taktil adalah apa yang saat ini menahan perkembangan mereka.

Pembelajaran ini sangat penting bagi Meta, karena perusahaan berusaha mengambil petunjuk dari mereka sambil membangun metaverse dengan pengalaman Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Mixed Reality (MR).

Di situlah ReSkin mencoba mengisi celah inovasi. Divisi AI Facebook dari Meta — sebelumnya dikenal sebagai Facebook — telah menciptakan kulit sintetis yang murah dan tahan lama yang hanya setebal 2-3 mm dan cukup baik untuk menjalankan lebih dari 50.000 interaksi fisik.

Kulit sintetis terbuat dari elastomer yang dapat dideformasi yang telah tertanam dengan partikel magnetik. Sinyal magnetik yang dihasilkan oleh partikel-partikel ini direkam dan kemudian diubah menjadi data yang berguna, seperti titik kontak dan jumlah gaya yang diterapkan.

Perusahaan mengklaim bahwa ReSkin dapat mendeteksi kekuatan sekecil 0,1 newton pada benda setipis 1 mm. Ini bisa menjadi utilitas khusus untuk lembaga seperti NASA yang saat ini sedang menguji robot semi-otonom untuk melakukan berbagai tugas di luar angkasa.

Salah satu keuntungan terbesar dari ReSkin adalah harganya yang murah. Divisi AI Facebook Meta mengklaim bahwa biayanya hanya 6 dolar AS untuk memproduksi 100 lembar ReSkin dan biaya itu dapat diturunkan lebih lanjut dengan produksi massal.

Setelah lapisan aus, lapisan dapat dilepas dengan mudah dan diganti dengan yang baru. Ini juga dapat diterapkan pada lengan robotik serta lengan manusia saat melakukan tugas sehari-hari untuk mengumpulkan data penting untuk melatih model AI.

ReSkin dikatakan berfungsi sebagai alternatif yang sangat baik untuk sensor saat ini yang secara signifikan lebih mahal, mengumpulkan lebih sedikit informasi sentuhan, dan tidak dapat diterapkan pada semua bagian mekanis.

Facebook AI mengatakan bahwa ReSkin dapat diintegrasikan dengan sensor lain yang merekam sinyal visual dan audio untuk membuat kumpulan data multimodal. Untuk menunjukkan efisiensi ReSkin, para ahli menerapkannya pada lengan robot yang menangani buah-buahan lunak seperti anggur untuk mendemonstrasikan penginderaan taktilnya.

Diproduksi bekerja sama dengan Carnegie Mellon University, produk ini bersifat open-source dan didukung oleh algoritme pembelajaran yang diawasi sendiri untuk mempermudah proses kalibrasi. Data penelitian termasuk desain, dokumentasi yang relevan, kode, dan model dasar akan dibuka untuk mendorong penelitian dan pengembangan lebih lanjut.

Peneliti Facebook mengambil pendekatan serupa dengan proyek Ego4D-nya yang bertujuan untuk mengajarkan model AI dengan menggunakan video yang diambil dari sudut pandang orang pertama manusia.

Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Facebook Buat Robot yang Memiliki Sensor Taktil

Selain Teknologi Facebook Terbaru, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!