MEDAN - Situasi pandemi mengharuskan kita untuk tetap struggle dan menyelesaikan segala tugas di rumah bisa jadi tantangan tersendiri. Sebab seluruh aktivitas mulai dari bekerja, mengasuh anak, menyelesaikan urusan domestik, bermesraan dengan pasangan, semuanya dilakukan di rumah.
Maka jika tidak diatur dengan baik dan tepat, bisa-bisa muncul masalah di satu aspek dan memengaruhi aspek lain dalam rumah tangga. Nah, ada alasan-alasan yang jarang disadari bahwa menjaga keintiman dengan pasangan itu penting.
BACA JUGA:
Keintiman dengan Pasangan selama Pandemi Tidak Cuma Bercinta
Keintiman bersama pasangan tidak serta-merta hanya berkaitan dengan hubungan seksual saja. Keintiman atau intimacy, bukan hanya berkaitan sentuhan fisik tetapi terjalin dalam ikatan emosional pula. Lalu mengapa keintiman bersama pasangan penting untuk tetap dijaga? Berikut alasannya.
1. Keintiman memengaruhi mood
Ketika menganggap bahwa pasangan adalah orang terdekat yang harus tahu bagaimana perasaan Anda, maka menjaga ikatan emosional dengan pasangan itu penting. Sebab tidak hanya berpengaruh pada keharmonisan rumah tangga tetapi juga memengaruhi suasana hati Anda.
Anda dan pasangan bisa berperan aktif sebagai support system yang saling mendukung. Misalnya, dengan bercerita tentang tugas hari ini atau mimpi-mimpi yang ingin dicapai.
Dengan aktivitas sederhana yang menyenangkan bersama pasangan, seperti sarapan bareng pun bisa membangun suasana hati yang positif.
2. Keintiman menggambarkan cara berkomunikasi
Siapapun, baik Anda maupun pasangan, bisa mulai duluan untuk membuka obrolan. Sebab dengan saling mengobrol atau berkomunikasi bisa menggambarkan bagaimana hangatnya keintiman Anda dan pasangan.
Dalam diskusi virtual bertajuk “Kampanye #BreakTime yang Menekankan Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Melalui Hubungan Sosial dan Romantisme Pasangan selama Krisis Pandemi” oleh Reckitt Indonesia dengan produk kontrasepsinya Durex. Inez Kristanti, psikolog klinis, menerangkan bahwa saling menanyakan kabar dengan pasangan itu bikin hubungan lebih meaningful.
“Dengan begitu kita bisa berlaku asertif. Asertif adalah mengetahui apa yang kita dibutuhkan dan kemudian dikomunikasikan dengan pasangan,” ungkap Inez.
3. Momen intim bersama pasangan adalah momen istirahat
Inez menuturkan bahwa sejak work from home, batasan ranah dan waktu untuk pekerjaan dan istirahat bagi beberapa orang menjadi kabur. Sekilas terlihat santai tetapi senantiasa jaga-jaga dan siaga untuk panggilan kerja sekaligus mencukupi kebutuhan rumah tangga.
“Dengan mengambil waktu istirahat kita bisa mendedikasikan waktu secara spesifik untuk me-recharge diri kita dengan apa yang bisa membuat kita senang dan rileks,” terang Inez.
Ini menandai bahwa ditengah kesibukan di rumah, ada kalanya butuh mengalokasikan waktu untuk lepas dari semua tugas. Dedikasikan waktu tersebut untuk istirahat atau bisa dimanfaatkan untuk dinikmati berdua bersama pasangan.
4. Hidup akan terasa lebih rileks
Karena batasan ruang dan waktu kabur, artinya seseorang butuh mengatur ulang tubuh, pikiran, dan jiwa. Seperti berapa jam waktu yang dibutuhkan untuk bekerja, berapa menit untuk refreshing, dan seberapa lama dialokasikan untuk bersama pasangan dan buah hati.
Ketika waktu dan aktivitas terpola serta dijadikan rutinitas, maka hidup akan terasa lebih rileks untuk dijalani meskipun semuanya tetap dilakukan di rumah.
5. Lebih sehat secara mental
Menjaga kesehatan mental selama work from home dan menghabiskan mayoritas waktu di rumah saja bisa jadi tantangan. Tetapi selama saling memberikan support dengan pasangan dan orang-orang terdekat, maka mental bisa akan lebih sehat.
Bagaimana cara Anda dan pasangan untuk menjaga keharmonisan hubungan selama pandemi? Karena setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda, setiap pasangan punya versinya masing-masing berkaitan dengan menjaga keintiman.
Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Selama Pandemi, Ini 5 Alasan Mengapa Perlu Menjaga Keintiman dengan Pasangan
Selain Pentingnya Menjaga Keintiman dengan Pasangan, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!