MEDAN - Penyebab kenaikan harga telur ayam ras khususnya di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, menjadi Rp27.000 per kilogram dipicu tingginya harga pakan, sehingga para peternak ayam petelur harus melakukan penyesuaian harga.
Berdasarkan wawancara dengan pemilik Bina Ternak Farm Sunardi (52) di Kabupaten Malang, Jawa Timur diketahui, sejak delapan bulan terakhir harga pakan ayam berupa konsentrat mengalami kenaikan cukup tinggi, sehingga para peternak harus melakukan penyesuaian harga agar tidak merugi.
BACA JUGA:
"Kenaikan dari harga normal Rp380 ribu per 50 kilogram, sekarang menjadi Rp480 ribu hingga Rp500 ribu," kata Sunardi, dikutip dari Antara, Jumat 20 Mei.
Harga telur ayam di Malang Naik
Sunardi menjelaskan, produksi telur ayam pada peternakan di wilayah Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, tersebut menyuplai wilayah Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu hingga wilayah Sidoarjo di Jawa Timur.
Menurut dia, harga telur ayam ras pada tingkat peternak saat ini disesuaikan menjadi Rp24.500 per kilogram. Dengan kenaikan tersebut, harga telur ayam ras di pasar rakyat saat ini mencapai Rp27.000 per kilogram.
"Kenaikan konsentrat memang tidak langsung melonjak hingga Rp500 ribu per 50 kilogram. Itu secara bertahap selama kurang lebih delapan bulan dan saat ini harga berada di puncaknya," ujarnya.
Ia memiliki kurang lebih sebanyak 20 ribu ekor ayam petelur yang menghasilkan 900 kilogram hingga satu ton telur per hari. Untuk memenuhi pakan dibutuhkan 2,4 ton konsentrat per hari. Konsentrat tersebut dicampur dengan jagung dan bekatul atau dedak.
Sementara untuk harga jagung, lanjutnya, saat ini sudah mengalami penurunan harga menjadi Rp5.000 per kilogram dari sebelumnya berkisar antara Rp5.500-Rp5.700 per kilogram dengan kadar air 16-17 persen.
Dengan harga telur ayam ras di tingkat peternak sebesar Rp24.500 per kilogram tersebut, ia mengaku saat ini sudah bisa menutup biaya operasional. Namun, untuk menutup kerugian selama kurang lebih delapan bulan, ia masih belum bisa memastikan hal tersebut.
"Untuk saat ini bisa menutup operasional. Tapi untuk menutupi hutang-hutang kerugian selama delapan bulan ini, sepertinya masih belum. Masih cukup sulit," ujarnya.
Apakah harga telur ayam dapat turun?
Ia menambahkan, jika nantinya harga pakan ayam khususnya konsentrat sudah mengalami penurunan harga dari para produsen, maka para peternak ayam petelur juga akan kembali melakukan penyesuaian harga.
"Pastinya ada penyesuaian lagi. Untuk saat ini, kenapa naik salah satunya karena harga pakan tidak wajar lagi, bahkan banyak peternak yang pesimistis dan tidak melanjutkan usaha di peternakan ayam," katanya.
Harga telur ayam ras di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, dilaporkan mengalami kenaikan setelah Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah dari sebelumnya Rp25.000 per kilogram menjadi Rp27.000 per kilogram.
Kenaikan harga telur ayam ras kali ini berbeda dengan kondisi pada tahun-tahun sebelumnya, di mana setelah Lebaran harga komoditas tersebut cenderung mengalami penurunan harga.
Pada masa perayaan Idulfitri 1443 Hijriah, harga telur ayam ras berkisar antara Rp24.000-Rp25.000 per kilogram. Dalam kondisi normal, harga tersebut akan berangsur turun usai perayaan Lebaran berada pada kisaran Rp23.000-Rp24.000 per kilogram.
Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga telur ayam di wilayah Kota Malang mengalami kenaikan sejak 18 Mei 2022 menjadi Rp26.500 per kilogram dari sebelumnya Rp25.000 per kilogram.
Pada 19 Mei 2022 hingga saat ini, harga komoditas tersebut kembali mengalami kenaikan menjadi Rp27.000 per kilogram. Secara rata-rata di wilayah Jawa Timur, harga telur ayam ras sekitar Rp26.450 per kilogram atau mengalami kenaikan 1,93 persen.
Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Harga Pakan yang Tembus Rp500 Ribu per Kilogram Bikin Harga Telur Ayam Jadi Mahal
Selain Penyebab Kenaikan Harga Telur Ayam, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!