Cagah Stunting di Medan, Warga Diminta Lapor jika Temukan Kasus
Ilustrasi - Refleksi pengendara motor melintas di dekat mural stunting di Jakarta, Rabu (16/12/2020). (ANTARA/HO-Diskominfo Kota Medan)

Bagikan:

MEDAN - Sekretaris Komisi II DPRD Medan Wong Chun Sen meminta masyarakat agar melaporkan kepada kepala lingkungan jika menemukan keluarganya menderita stunting (kekerdilan) bagi anak di bawah lima tahun.

"Kita mohon kepada masyarakat yang apabila keluarganya stunting segera lapor, jangan dibiarkan. Ini untuk penanganan dan menekan stunting di Kota Medan," ujar Wong di Medan, Kamis.

Selain itu, lanjut dia, kepada 2.001 orang kepling yang tersebar 151 kelurahan mencakup 21 kecamatan di Kota Medan, Sumatera Utara, harus mendata kembali guna penanganan angka kekerdilan ini.

Apa penyebab stunting?

Untuk diketahui, kekerdilan atau gizi kronis terhadap anak disebabkan kurangnya asupan gizi mulai dari dalam kandungan yang mulai terlihat ketika anak menginjak usia dua tahun.

Data Pemkot Medan menyebutkan angka kekerdilan pada anak menurun sekitar 20 persen dalam setahun terakhir dari 491 anak di 2020 menjadi 393 anak pada 2021 di Kota Medan.

"Kita mengharapkan para kepling untuk penanganan stunting, itu di data kembali. Sebab para suster dan dokter di Puskesmas itu akan menggulangi stunting sesuai laporan kepling," tegasnya.

"Apabila ada mereka (stunting) diberikan asupan bergizi, seperti susu dan vitamin. Yang penting itu makanannya, gizinya dan lingkungannya harus diperhatikan," ucap Wong yang merupakan politisi PDIP ini.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Helena Rugun Nauli Nainggolan mengakui bahwa penderita gizi kronis di daerah ini sebanyak 555 orang balita.

"Ternyata bulan penimbangan di Posyandu pada Februari 2022 ditemukan 555 balita stunting," katanya.

Selain Cagah Stunting di Medan, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!