Penyebab Taliban dapat Menguasai Afghanistan, Terkait dengan kesepakatan Trump?
Mantan Presiden AS Donald Trump (Sumber: Wikimedia Coommons)

Bagikan:

MEDAN - Februari 2020, Presiden AS Donald Trump --kini digantikan Joe Biden-- menandatangani kesepakatan pemulihan perdamaian. Dalam kesepakatan itu dibulatkan bahwa AS dan sekutu sesama NATO menarik seluruh pasukan dari Afghanistan. Sementara kubu Taliban setuju tak membiarkan wilayah yang mereka kuasai jadi area operasi Al Qaeda dan kelompok bersenjata lain.

Kedua pihak juga berjanji saling membebaskan tahanan. Lima ribu milisi Taliban dibebaskan dalam hitungan bulan sejak kesepakatan.

AS berunding langsung dengan Taliban

AS juga berjanji mencabut sanksi dan berkoordinasi dengan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) soal pencabutan sanksi lain untuk PBB. Dalam kesempatan itu AS berunding langsung dengan Taliban tanpa melibatkan pemerintah Afghanistan.

"Sudah waktunya, setelah bertahun-tahun, untuk memulangkan warga kita," tutur Trump kala itu.

Sesuai kesepakatan, penarikan pasukan AS dan NATO pun dilakukan. Pada Januari 2021, di awal pemerintahannya, Biden sejatinya sempat menunda batas waktu penarikan pasukan AS. Penundaan itu, kata Biden dilakukan untuk peninjauan kebijakan lebih lanjut. Pada April, Biden bulat melanjutkan rencana penarikan pasukan dengan 31 Agustus sebagai tenggat waktunya.

AS sejatinya juga telah mengakui salah perhitungan dalam strategi penarikan pasukan dari Afghanistan. Mereka terkejut Taliban begitu cepat membangun kekuatan penuh dan merebut wilayah-wilayah vital di Afghanistan. Bagaimanapun Biden telah mendeklarasikan mempercepat penarikan 2.500 pasukan tersisa hingga 31 Agustus. Hal ini sempat juga dikritik Trump.

"Jika saya masih jadi presiden, dunia akan melihat penarikan pasukan AS dari Afghanistan akan menjadi langkah yang dilakukan berdasarkan kondisi," tutur Trump, dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Sabtu, 14 Agustus.

AS juga mengakui salah memperkirakan kekuatan militer Afghanistan, yang mereka pikir mampu menangani perlawanan Taliban. "Faktanya kita melihat pasukan itu (Afghanistan) tidak mampu membela negara ... Dan itu terjadi lebih cepat dari yang kami perkirakan," tutur Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dalam sebuah wawancara bersama CNN.

Kini pasukan terakhir dari AS dan NATO telah meninggalkan Pangkalan Udara Bagram, sentra operasi militer yang selama ini mereka duduki. Yang menarik, kepergian itu dilakukan diam-diam, bahkan tanpa pemberitahuan kepada pemerintah Afghanistan.

Meski begitu, menurut AP, AS tetap menyisakan 650 personel militernya di Afghanistan. Pasukan itu bertugas melindungi para diplomat dan menjaga bandara internasional Kabul.

Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Memahami Cepatnya Pergerakan Taliban dan Apa yang Terjadi di Afghanistan

Selain Penyebab Taliban dapat Menguasai Afghanistan, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!