Apakah Ideologi Taliban yang Sekarang Berubah? Pengamat Sebut Wahabi Jihadi Masih Dipakai
Ilustrasi tentara Taliban. (Antara?Reuters/Jalil Ahmad)

Bagikan:

MEDAN - Milisi Taliban yang sukses mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, disebut berbeda dengan Taliban yang berkuasa pada periode 1990-an hingga tahun 2001 lalu.

Menujukkan sikap berbeda dalam konferensi pers pertamanya, Taliban menjanjikan berbagai hal, mulai dari perlindungan perempuan, pemerintahan terbuka, hingga pengampunan bagi warga Afghanistan yang bekerja dengan Sekutu.

Taliban lebih masuk akal dalam penilaian

Mantan komandan pasukan NATO di Afghanistan Jenderal Sir Nick Carter bahkan menyebut, Taliban yang saat ini berkuasa berbeda dan lebih masuk akal dalam penilaian berdasarkan pengalamannya.

"Ideologi dan jati diri Taliban sebenarnya memang sudah terjadi perubahan dari ideologi Wahabi Jihadi, memang Wahabi Jihadi itu masih dipakai. Tapi mereka lebih banyak beralih kepada Sunni yang Syafi'i. Waktu kemenangan mereka itu, mereka memasuki Istana dan kemudian ada pembacaan ayat-ayat suci dan kemudian juga selawat. Dan selawatnya itu adalah selawat yang Syafii," ujar pengamat terorisme Al Chaidar kepada VOI, Rabu 18 Agustus.

Lebih jauh ia menerangkan, selama 20 tahun ini memang ada banyak yang berubah dari Taliban, baik secara struktur, tokoh, hingga ideologi. Misalnya, memutus hubungan dengan Al Qaeda dan tidak lagi memakai cara-cara teroristik.

"Mereka sadar sedang membangun sebuah negara, membangun peradaban, bukan dengan cara brutal. Tokohnya masih yang lama, tapi terjadi perubahan. Abdul Ghani Baradar misalnya, memiliki keterbukaan pikiran, mau berunding dengan Amerika Serikat (di bawah Donald Trump). Sudah tujuh kali pembicaraan damai," paparnya.

Perubahan lain yang menarik adalah kenyataan Taliban mau bekerja sama dengan China, memenuhi permintaan China untuk tidak lagi membantu orang-orang Uighur. Al Chaidar mengatakan, ia tidak mengetahui proses pastinya, namun menyebutnya mungkin menerapkan taktik dan strategi Teuku Umar dalam menjalin kerja sama dengan China.

Yang dimaksud adalah taktik Teuku Umar dalam mengelabuhi Belanda dengan berpura-pura bekerja sama, untuk kemudian melawan setelah memeroleh senjata dan uang yang cukup banyak.

"Mereka (Taliban) saat ini sedang berada di dalam situasi di mana tidak ada pengakuan de jure. Pengakuan de jure itu penting sekali," lanjutnya.

Dikatakannya, Taliban yang berkuasa saat ini diperkirakan akan memakai ilmu pemerintahan yang umum beredar di dunia, ada kementerian-kementerian tertentu. Tidak hanya kementerian keuangan saja. Tidak hanya kementerian olahraga. Juga ada kementerian peranan wanita, perlindungan wanita, perlindungan anak. Kemudian kementerian lingkungan hidup.

"Kemudian juga kementerian-kementerian lainnya, kementerian politik, kementerian militer, kementerian macam-macam itu tetap ada. Kementerian-kementerian konservatif itu tetap ada, tapi kementerian-kementerian baru, yang merupakan adaptasi terhadap ideologi-ideologi yang baru ataupun kebiasaan-kebiasaan bernegara yang baru, akan diakomodasikan di dalam pemerintahan Afghanistan yang baru nanti," paparnya.

Ia menambahkan, hal penting yang perlu disoroti di Afghanistan ini adalah bagaimana mereka bekerja sama dengan China. Karena, cuma Beijing yang memberikan dukungan dan support setelah Amerika Serikat mencabut dukungannya kepada Afghanistan dan tidak mau melanjutkan perundingan lagi.

"Dengan adanya kerja sama dengan China ini, kita agak khawatir. Dan banyak tokoh-tokoh pergerakan yang tidak mau mendukung Taliban ini, karena mereka menjalin hubungan dengan komunis China untuk memerangi Muslim Uighur. Ini problem," sebutnya

"Ini yang saya kira menjadi menarik, apakah mereka berkenan secara egois untuk memiliki negara, tapi kemudian mengorbankan saudara Muslimnya yang lain yang ada di Uighur. Ini menarik saya kira. Perlu kita pelajari apakah Taliban akan menerapkan taktik dan strategi Teuku Umar," pungkasnya.

Untuk diketahui, Selasa, 17 Agustus, juru bicara utama Taliban, Zabihullah Mujahid mengucap sejumlah janji kepada warga Afghanistan, khususnya kaum perempuan. Taliban berjanji mengampuni tentara dan anggota pemerintahan lama yang didukung AS serta sekutu. Taliban juga janjikan amnesti untuk tentara, kontraktor, serta penerjemah yang bekerja untuk pasukan internasional.

Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Sebut Taliban Berubah, Pengamat: Ada Selawat saat Masuk Istana, Berunding dengan Amerika Serikat dan China

Selain Ideologi Taliban yang Sekarang, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!