Sejarah dan Makna Festival Lampion ketika Hari Raya Waisak
Ilustrasi foto seorang wanita memegang lampion (Austin Neill/Unsplash)

Bagikan:

MEDAN - Dalam setiap momen Hari Raya Waisak selalu ada pelepasan lampion atau Festival Lampion. Lantas sebenarnya apa makna dan sejarah di baliknya?

Dalam Festival Lampion biasanya para peserta diminta membentuk grup empat sampai lima orang.

Kemudian panitia membagikan lampion ke masing-masing kelompok. Kemudian peserta mengibarkan kertas lampion sembari menempelkan kertas harapan yang didapat saat pertama kali memasuki area Candi Borobudur. Terakhir bakar obor lampion sambil melepasnya ketika mulai bisa terbang. 

Sejarah Festival Lampion

Melansir Global Times, festival lampion sudah ada sejak Dinasti Han Barat (206SM-25) di China lebih dari 2.000 tahun lalu. Di sana ritual keagamaan ini disebut juga dengan Festival Yuan Xiao.

Festival Yuan Xiao mulai diadopsi agama Buddha pada masa pemerintahan Kaisar Ming dari Dinasti Han Timur pada 25 sampai 220. Saat itu agama Buddha mulai menyebar dari India ke daratan China.

Kaisar Ming sudah mendengar kabar bahwa para biksu berdoa pada hari ke 15 pada bulan lunar pertama. Mereka akan menyalakan lampion untuk menghormati junjungannya: Buddha.

Karena menyukai kebiasaan itu, Kaisar Ming memerintahkan agar lampion dinyalakan di seluruh istana kekaisaran dan semua kuil selama Yuan Xiao. Saat itu masyarakat umum mulai menggantungkan lampion di luar rumah mereka dan lambat laun festival keagamaan ini berkembang menjadi kebiasaan rakyat.

Apa Makna Festival Lampion?

Mengutip Buddhist Channel TV, dalam teks resmi agama Buddha dijelaskan apa makna, tujuan dan manfaat festival lampion. Awalnya lampion merupakan sebuah persembahan kepada sang Buddha yang bertujuan untuk menumbuhkan tiga ajaran penting soal kebajikan, tidak ada kebencian dan pandangan-pandangan yang tidak sesat.

Oleh karenanya ritual tersebut merupakan cara mengolah pikiran seseorang yang bertujuan untuk mencapai pencerahan. Selain itu pencahayaan lampion juga bermakna sebagai pencapaian pikiran yang murni.

Dan yang paling penting dalam proses pencerahan itu yakni bukan menawarkan kekayaan, melainkan untuk menjaga pikiran seseorang tetap tulus.

Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Filosofi Buddha Menerangi Dunia dalam Festival Lampion.

Selain Sejarah dan Makna Festival Lampion, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!