MEDAN - Ketua MW KAHMI Sumut dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bersama sama menanam bibit bakau di kawasan Danau Siombak, Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan.
Kegiatan ini merupakan salah satu acara pada dalam peringatan hari lingkungan hidup sedunia yang diselenggarakan oleh empat unit dalam MW KAHMI Sumatera Utara, yaitu Biro Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam bersama DEMA, FORHATI dan LAZIS.
BACA JUGA:
Adapun 1.000 bibit pohon Bakau yang ditanam pada area 1,7 hektar berasal dari wakaf para pengurus MW KAHMI Sumut sebanyak 575 bibit pohon dan selebihnya 425 berasal dari para alumni HMI dan simpatisan.
Alasan Penggunaan Kata Wakaf dalam Penanaman Pohon
Melihat dari komposisi ini dirasakan perhatian yang tinggi dari alumni HMI di luar kepengurusan untuk terlibat dalam penanaman pohon bakau.
Ketua Biro Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MW KAHMI Sumatera Utara, DR. Ir Indra Sakti Hrp menyatakan bahwa kegiatan penanaman pohon merupakan kegiatan utama dalam periode ini khususnya dalam setahun ini sebagai panggilan kemanusiaan untuk turut serta memberikan upaya mencegah banjir rob yang kedatangannya begitu sering dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Adapun penggunaan istilah wakaf dalam donasi pohon ini adalah karena setiap bibit bakau yang ditanam akan memberi manfaat kepada makhluk hidup lainnya dan kepada alam.
Manfaat yang dapat berlangsung terus menerus sehingga memberi peluang para pewakaf mendapat kebaikan dari tanaman ini selagi ada sebagaimana yang dikemukakan dalam salah satu hadis.
Selain menanam pohon Bakau, Gubernur Sumatera Utara meninjau Rumah Baca Merah Putih yang selain memfasilitasi bahan juga menjadi tempat belajar Iqra’.
Suasana yang minim di rumah baca tersebut membuat Edy memberikan pendapat bahwa sebaiknya kita semua turut memberikan perhatian.
Edy didampingi Ketua Periodik FORHATI Sumut berdialog dengan anak anak yang sedang mengikuti acara Literasi dalam rangkaian kegiatan yang sama lalu melepas tim yang akan mengitari danau untuk melakukan pembersihan dari sampah yang kerap dibawa air laut ke daerah ini.
Setelah membersihkan kegiatan diakhiri dengan upaya penjernihan yaitu dengan menuangkan 200 liter Eco Enzym yang diproduksi oleh FORHATI Sumut.
Berdasarkan kekerapan sampah dibawa air ke kawasan danau Siombak ini tentu saja menjadi permasalahan yang tidak sederhana dan sangat mengganggu warga masyarakat. Selain aroma busuk yang kadang menyertainya. Pada saat air tinggi sampah dibawa ke area ini dan manakala air surut, air meninggalkannya menjadi milik warga.
Perlu ada mekanisme cara penanggulangan dan skema untuk hal tersebut.
Sebelum meninggalkan lokasi acara, Ketua Umum MW KAHMI Sumatera Utara, H. Rusdi Lubis, SH, M.MA menyerahkan piagam penghargaan dengan memberikan gelar Ayah Lingkungan Hidup kepada Gubernur Sumatera Utara atas kepeduliannya terhadap lingkungan dan pendidikan anak anak.
Selain MW KAHMI Sumut, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!