MEDAN - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) selaku unit pelaksana teknik pendidikan vokasi terus mendorong mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan. Salah satunya adalah pengolahan berbagai variasi produk turunan coklat. Upaya tersebut dilakukan mahasiswa Polbangtan Medan agar mampu dan andal setelah lulus kelak job creator maupun job seeker.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengingatkan bahwa lulusan Polbangtan dituntut mampu kreatif dan inovatif dalam menangkap peluang usaha dan menciptakan produk-produk pertanian bernilai tinggi.
BACA JUGA:
"Pendidikan vokasi punya peran penting hasilkan petani milenial yang berjiwa enterpreneur, melalui pendidikan vokasi kita menghubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru," katanya.
Mahasiswa Polbangtan dapat fasilitas dari Kementan
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa Kementan terus memfasilitasi generasi muda agar bisa terjun menjadi petani serta wirausaha pertanian.
"Dengan pendidikan vokasi, kami berharap hadir petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian, karena bagaimanapun, masa depan pertanian berada di pundak generasi milenial," katanya.
Menurut Dedi, guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan.
"Melalui pendidikan vokasi, Kementan melahirkan SDM yang kompetitif sebagai tenaga kerja pertanian andal dan unggul [job seeker] serta sebagai pengusaha pertanian milenial andal, kreatif, inovatif, profesional, serta mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin (job creator)," kata Dedi.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan salah satu perhatian pihaknya adalah pengembangan produk hilir komoditas pertanian seperti produk kakao.
Melalui mata kuliah Teknologi Kreatif Produk dan Limbah Perkebunan yang diampu oleh dosen Mawar Indah P didampingi asisten dosen Retmono Agung Winarno dan Putri Catur Rahayu, mahasiswa melakukan pengolahan produk-produk turunan coklat yang bernilai tinggi seperti permen coklat, bubuk coklat, pasta coklat dan lemak coklat.
"Pembuatan produk coklat dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Polbangtan Medan. Prosesnya dimulai dari pemilihan buah kakao yang matang sempurna dan mempunyai fisik yang baik," kata Mawar Indah.
Buah kakao yang baik, ditandai warna kulit buah kakao berwarna kuning tua pada seluruh permukaan buah dan tidak ada hama pada buahnya. Buah kemudian dilakukan pengupasa untuk diambil biji kakao-nya.
Selanjutnya biji kakao dilakukan fermentasi tertutup dalam boks fermentasi dan dilakukan pengeringan hingga diperoleh kadar air biji kakao kering (BKK) sekitar 7% hingga 8 %.
Biji kakao kering tersebut kemudian dilakukan penyangraian dengan alat sangrai biji pada suhu 150 derajat celcius selama 15 menit hingga diperoleh biji sangrai.
Biji yang sudah disangrai selanjutnya dikupas kulit bijinya sehingga didapat biji kakao bersih. Biji kakao bersih selanjutnya dilakukan pemastaan sehingga didapat pasta coklat.
Dari pasta coklat ini bisa dijadikan beberapa produk turunan coklat, bisa dicampur dengan susu dan gula untuk dijadikan permen coklat atau dilakukan pengempaan untuk menghasilkan lemak coklat yang mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi.
"Kegiatan pengolahan produk kreatif coklat ini diharapkan dapat memacu bagi mahasiswa untuk menangkap peluang yang ada dari produk-produk hasil perkebunan," kata Yuliana Kansrini selaku Direktur Polbangtan Medan.
Menurutnya, mahasiswa Polbangtan Medan sebagai generasi millenial harus dituntut kreatif dalam membuat produk yang mempunyai nilai tambah ekonomis yang tinggi, pandai dalam melihat dan memanfaatkan peluang yang ada, serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Selain Mahasiswa Polbangtan Medan, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!