Valentino Rossi Tidak Pernah Lulus SMA tapi Dapat Gelar Doktor di Kampus Kampung Halamannya
Valentino Rossi (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

MEDAN - Valentino Rossi adalah pembalap legendaris Moto GP yang baru saja memilih pensiun. Mulai berkarir di tahun 90'an, sederet prestasi sudah diraih Rossi dalam dunia balap.

Namun terdapat beberapa fakta menarik pembalap yang dijuluki "The Doctor" tersebut. Berikut VOI rangkum dalam artikel pendek.

Beberapa Fakta Menarik Seputar Valentino Rossi 

1. Rajin Bolos Sekolah

Semasa Rossi sekolah, kegiatan solos sekolah selalu dilakukannya agar dapat ikut kompetisi balap motor. Perilaku itu kemudian tak disukai oleh guru-guru di sekolah Rossi. Pandangan merendahkan profesi pembalap sering dilontarkan oleh guru-guru Rossi.

2. Direndahkan Guru-Guru SMA

Guru sejarah kesenian Rossi, misalnya. Guru itu memberikan komentar yang melulu negatif tentang nasib seorang pembalap. Ia memberikan pernyataan kurang menyenangkan kepada Rossi: kamu yakin kalau berkutat terus dengan motor konyol itu kelak kamu bisa cari makan?

Rossi membuktikan dengan setumpuk prestasi di dunia balap. Di usia remaja, Rossi bahkan telah ikut balap motor di luar negeri. Dan menang. Sayang seribu sayang, gurunya tak pernah menanggapi positif prestasi Rossi.

3. Tidak Tamat SMA

Gurunya justru cenderung menganggap aktivitas balap yang dilakoni Rossi tak ubahnya sebagai kegiatan minim manfaat. Sebab, akibat utama dari bolosnya Rossi mengikuti pelajaran sekolah adalah nilai-nilainya yang menurun tajam. Lantaran itu masa depan Rossi diramal tak cemerlang. Di tambah lagi Rossi putus sekolah saat SMA.

“Aku pikir komentar guruku menggambarkan sebagian kecil saja dari diriku. Pelajaran kesenian mungkin bidang yang kurang kusukai, sama seperti matematika. Bukan salah gurunya, namun aku memang tak tahan belajar sejarah kesenian.”

“Akibatnya, aku tak bisa menjadi murid terbaik dan aku memang bukan yang terbaik dalam hal memerhatikan pelajaran di kelas. Lalu guru sejarahku itu menjadi marah begitu ia tahu aku tak tertarik oleh pelajarannya. Karena begitu jengkelnya, ia lalu serta-merta menprediksikan hal yang tak akurat sama sekali,” ungkap Valentino Rossi dalam bukunya Valentino Rossi: Andai Aku tak Pernah Mencoba (2006).

4. Perjuangan Rossi di Dunia Balap

Keraguan akan masa depan Rossi juga terjadi di dunia balapan. Sepanjang karier balapan yang diikuti oleh Rossi, dirinya terkenal sebagai pembalap yang tak sabaran. Alhasil, beberapa debutnya di dunia balapan selalu diisi oleh cerita Rossi tersingkir dari trek. Buahnya seluruh anggota timnya mulai meragukan kemampuan dari Rossi –jika tak mau dikatakan Rossi adalah pembalap payah.

5. Mencicipi Seluruh Kelas Balap Motor

Akan tetapi, tiap keraguan selalu dibalas oleh Rossi dengan sederet prestasi. Makin hari, prestasi Rossi makin baik, bertambah pula. Begitu juga pialanya. Mental juara itulah yang mengantarkan Rossi mencicipi seluruh kelas balap motor –dari kelas 125 cc, 250 cc, 500 cc, dan MotoGP.

6. Mendapatkan Gelar Doktor Kehormatan

Rossi juga turut merebut semua gelar juara dunia yang ada di lintasan balapan roda dua. Ketenaran kemudian didapatkan oleh Rossi. Ia bahkan mendapatkan gelar doktor kehormatan dari salah satu kampus di kampung halamannya. Padahal Rossi sendiri tak lulus SMA.

“Hebatnya, pencapaian remaja berumur 26 tahun yang tak lulus SMA tapi mendapat gelar doktor kehormatan dari Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Urbino, Italia ini ditempuh dengan cara yang terbilang mencengangkan. Apa itu? Dia berani menentang logika insan balap dengan memutuskan pindah dari tim Honda ke Yamaha,” cerita Angryanto Rachdyatmaka dalam buku It's Injury Time (2008).

7. Ketenaran Kampung Halaman Rossi

Popularitas Rossi sebagai juara dunia turut mengantarkan kampung halamannya, Tavullia, Urbino dikenal dunia. Berkat Rossi, Tavullia laksana Mekkah-nya pecinta balap motor dunia. Tak kurang dari 20 ribu wisatawan “berhaji” ke kota kelahiran The Doctor. Tua maupun muda. Wisatawan itu berasal dari Eropa, Amerika Selatan, hingga Asia. Karena itu, Tavullia tak pernah sepi dari kehadiran wisatawan tiap tahun.

8. Tiap Anak di Kampung Halaman Rossi Mimpi jadi Pembalap

Tak hanya seisi Tavullia saja yang bangga. Tapi seisi Urbino pun turut bangga atas prestasi Rossi. Profesi pembalap yang dulu dianggap rendah mulai hilang bak ditelan bumi. Tavullia lalu memasuki era baru. Era di mana hampir tiap anak yang lahir meminginginkan karier sebagai pembalap. Ingin seperti Rossi, katanya.

“Kota yang ideal (Urbino) itu adalah tempat kelahiran Raphael, Bramante, dan Barocci, dan di antara tokoh-tokoh terkenal yang tinggal di sana adalah Luca Pacioli, Leonardo da Vinci, dan Pietro Bembo. Baru-baru ini dikenal sebagai tempat kelahiran Valenino Rossi, juara dunia motoGP,” tutup Rajarshi Sahai dalam buku The Self and the City (2008).

Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Balap Motor adalah Olahraga Rendahan di Kampung Halaman Valentino Rossi

Selain Valentino Rossi, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!