MEDAN - Besarnya permintaan pasar kopi baik lokal maupun dunia menjadi peluang bagi Indonesia.
Pasalnya dukungan potensi bahan baku, membuat Indonesia memiliki peluang dalam pengembangan industri pengolahan kopi.
BACA JUGA:
Indonesia adalah negara produsen biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia dengan produksi rata-rata sekitar 700 ribu ton per tahun atau sekitar 9% dari produksi kopi dunia.
Strategi agar nilai eksor kopi Indonesia meningkat
Namun, diperlukan upaya strategis, seperti hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan peningkatan kapasitas produksi.
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam [NAD] berharap besar peran Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong peningkatan budidaya dan pengolahan kopi arabika.
Harapan tersebut dikemukakan oleh Kepala Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) yang diwakili Ali Amran, selaku pengelola lapangan saat menerima lima mahasiswa Polbangtan Medan, yang akan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan [PKL] di Kabupaten Bener Meriah, baru-baru ini.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pun berulang kali menegaskan akan mendorong petani kopi Indonesia meningkatkan produksi dan kualitas tanamnya menjadi kopi terbaik di dunia. Pemerintah melalui Kementan sudah membuat perjanjian kerjasama dengan puluhan negara di dunia untuk membuka akses pasar yang lebih luas.
"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, tidak ada warung kopi di dunia tanpa kopi Indonesia. Kopi kita dikenal ke mancanegara. Kualitas rasa dan aromanya berbeda dengan kopi dari negara lain," kata Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP]) Dedi Nursyamsi senada dengan hal tersebut, seraya mengingatkan tentang pentingnya proses dari hulu ke hilir.
"Jangan hanya berkutat di budidaya, kuasai pascapanen yakni pengolahan, pengemasan, pemasaran hingga penjualan," kata Dedi.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan kegiatan PKL di Bener Meriah sebagai upaya peningkatan kompetensi setelah lulus kelak sebagai sarjana pertanian terapan, dengan spesikasi penyuluhan perkebunan presisi.
“Tujuan PKL meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa guna mendukung lulusan sebagai penyuluh perkebunan yang unggul, profesional dan berdaya saing,” kata Yuliana.
Ali Amran mewakili Kepala IP2TP menyambut hangat lima mahasiswa Polbangtan Medan untuk PKL di Bener Meriah. IP2TP akan berupaya memenuhi tujuan PKL dari Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan].
"Kami harap IP2TP memberikan pelayanan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi," katanya.
Panitia PKL Perkebunan Polbangtan Medan, Taufiq Hidayatullah mengatakan PKL di Bener Meriah akan berlangsung satu bulan, 16 Maret hingga 16 April 2022, untuk identifikasi berdasarkan potensi dan masalah.
"Selanjutnya, mahasiswa akan memberikan penyuluhan pertanian kepada pertani untuk membantu pemecahan masalah yang dialami petani," kata Taufiq.
Selain PKL Mahasiswa Polbangtan Medan, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!